Hidayatullah.com–Pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi menyerang beberapa posisi pemberontak Syiah Al Hautsi (Syiah Al Houthi) Yaman dalam gempuran terbaru semalam, kata para saksi mata pada Kamis, dua hari setelah koalisi itu mengumumkan diakhirinya operasi serangan udara yang telah berlangsung sebulan.
Serangan-serangan itu mengenai posisi-posisi dekat Sana;a, Ibu Kota Yaman, di sekitar Taez, kota ketiga, dan di kota di tengah negara itu, Yarim, kata para saksi mata.
Warga mengatakan serangan-serangan juga dilancarkan di Provinsi Lahj, di bagian selatan negara itu, dan juga dekat ke Aden, kota utama di bagian selatan, tempat bentrokan-bentrokan terjadi antara pemberontak dan pejuang yang setia dengan Presiden bedrabbo Mansour Hadi yang mengasingkan diri.
Riyadh menyatakan pada Selasa koalisi itu menghentikan kampanye sebulannya terhadap pasukan anti Hadi setelah menghapus ancaman terhadap Arab Saudi dan negara-negara tetangganya oleh kemampuan peluru kendali dan udara pemberontak, demikian dikutip Antara.
Tapi pihaknya bertekad melancarkan serangan-serangan atas posisi-posisi pemberontak yang menjadi sasaran bilamanana perlu.
Pada Rabu koalisi itu melancarkan serangan-serangan baru atas pemberontak Al Hautsi yang menguasai pangkalan utama tentara pro Hadi di Taez, tempat serangan-serangan lebih lanjut diberitakan berlangsung semalam.
Serangan-serangan menyasar posisi-posisi di sebelah timurlaut Sanaa yang dikuasai kelompok Houthi dan tentara pemberontak yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Dan di Yarim, jet-jet tempur menggempur satu bangunan universitas yang digunakan sebagai markas oleh para pemberontak, menurut warga.
Kelompok Al Hautsi dan para sekutunya masih menguasai Sana;a dan sejumlah kawasan negara di negara itu sementara Presiden Hadi mengungsi ke Riyadh.
Sementara itu, korban tewas akibat pertempuran di Yaman sejak akhir Maret mencapai 1.000 orang, termasuk hampir 50 anak-anak, kata Badan Kesehatan Dunia pada Kamis.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu menyatakan sedikitnya 1.080 orang tewas di negara tersebut, termasuk 48 anak-anak dan 28 wanita, dan 4.352 orang luka akibat kekerasan sejak 19 Maret hingga 20 April, lapor AFP.
Dalam jumlah sebelumnya, badan itu mendaftar 944 kematian dan 3.487 luka pada 17 April.
Badan kesehatan itu berulang kali menekankan menerima angka tersebut dari sarana kesehatan di Yaman, tapi karena banyak orang tidak dapat ke rumah sakit untuk perawatan, angka pasti mungkin lebih tinggi.*