Hidayatullah.com—Pengungsi Suriah yang menyelamatkan diri ke negara tetangga Turki sekarang dipekerjakan menggarap proyek pemerintah berupa tembok pemisah di sepanjang perbatasan Turki-Suriah.
Tembok beton setinggi 3 meter itu didirikan di sebagian jalur perbatasan Turki-Suriah di Provinsi Kilis, di mana kelompok ISIS berada di daerah sekitar di sisi wilayah Suriah. Tembok itu memiliki lebar 2 meter dan diatasnya diberi kawat berduri setinggi satu meter.
Polisi Turki sudah menahan beberapa tersangka anggota ISIS yang dikabarkan masuk ke wilayah Turki melalui Provinsi Kilis.
Selain mandor, semua buruh yang membangun tembok itu adalah orang Suriah dan semuanya minta tidak diungkapkan identitasnya di media.
Meskipun mengkhawatirkan keadaan keluarga dan kerabatnya yang masih ada di Suriah, para pekerja itu mengatakan, “Kami harus mendirikan tembok ini demi keamanan kami.”
Berbicara kepada Today’s Zaman, Metin Corabatir dari Asylum and Immigration Studies Center (iGAMDER) yang berbasis di Ankara mengatakan bahwa pembangunan tembok itu beresiko melanggar Pasal 14 Piagam HAM PBB, yang menjamin hak setiap orang untuk mencari suaka.
“Meskipun kami tidak bisa mengatakan bahwa tembok yang sengaja di bangun sepanjang perbatasann Turki dengan Suriah itu pasti akan melanggar hak tersebut, tembok itu akan membuat orang semakin sulit mendapatkan haknya,” kata Corabatir seperti dikutip Today’s Zaman Senin (22/2/2016).
“Jika sekelompok pencari suaka (pengungsi Suriah) ingin menyelamatkan diri dari perang dalam waktu dekat ini, bagaimana mungkin mereka mencari perlindungan tanpa terhambat oleh tembok ini,” imbuhnya.
Turki sejauh ini sudah menampung sekitar 2,5 juta pengungsi Suriah. Namun, hanya 10 persen saja yang mau tinggal di kamp-kamp penampungan pengungsi di dekat perbatasan Suriah. Kebanyakan dari pengungsi itu menyebar ke berbagai kota dan desa di seluruh penjuru Turki.
Pemerintah Ankara baru belakangan ini saja mengeluarkan surat izin kerja bagi para pengungsi Suriah.*