Hidayatullah.com–Yamen, seorang mahasiswa, akhirnya bisa mendapatkan penangguhan wajib militernya setelah ibunya menemui mediator di divisi perekrutan militer.
Tetapi sakit kepala Yamen hanya akan hilang untuk sembilan bulan ke depan. Sementara itu, dia akan menyusun perjalanan yang dibutuhkannya untuk menghilang dari Suriah sebelum waktunya habis.
Sebagai tambahan, penundaan sembilan bulannya dapat terjadi dengan biaya yang sangat besar.
“Kami membayar lima puluh ribu pound Suriah sebagai deposit di bank untuk “Kementrian Pertahanan”, dan dua ratus ribu pound Suriah untuk mediator,” kata Yamen.
Kisah Yemen ini hanyalah satu dari banyak kisah mengenai bagaimana para pemuda di Suriah, yang saat ini sedang menghadapi wajib militer yang tak pernah berakhir, memanfaatkan kecenderungan rezim yang korupsi dalam upaya mereka untuk menghindari kematian di garis depan pertempuran.
Penundaan administratif bagi mahasiswa dulunya merupakan hal yang diperbolehkan tetapi didorong oleh kebutuhan memasok ulang kekuatan militer rezim, serta keserakahan untuk mendapatkan uang tambahan melalui sogokan, permintaan penundaan dengan alasan pendidikan saat ini seringkali ditolak oleh divisi perekrutan umum yang bertemu dua kali dalam sebulan di ibukota Damaskus untuk mereview permintaan para pemuda Suriah.
Baca: Milisi Syiah Iraq Ingin Masuki Suriah untuk Dukung Bashar al Assad
Mengganti karyawan korup dari divisi perekrutan yang menjabat posisi administrasi tidak merubah situasi berlanjutnya penundaan wajib militer karena uang sejak hal itu telah menjadi sarana pendapatan yang saat ini dilakukan oleh semua pejabat militer rezim. Korupsi merupakan sebuah cara hidup di Suriah di bawah Bashar al Assad, dan sejak siapapun yang memiliki uang tidak ingin masuk militer, mereka yang mengharapkan pemasukan tambahan tidak akan ragu melakukan hal itu.
Firas A. terkurung di Aleppo di rumah keluarganya yang berlokasi di dekat pemukiman al-Jamiliyah, sebuah wilayah di kota itu yang dikuasai pemerintah.
Baca: 100 Warga Tewas Termasuk Anak-anak Oleh Serangan Gas Beracun Tentara Bashar al Assad
Fakta bahwa salah satu dari banyak cabang militer Assad juga berlokasi di wilayah yang sama menjadi sumber stress baginya dan keluarganya.
Firas mengatakan bahwa dia sudah tidak keluar dari rumah keluarganya selama satu setengah tahun terakhir dari dia terlambat melaporkan pelayanan wajib militernya.
“Aku bahkan tidak dapat duduk di balkon, karena kendaraan pemeriksaan militer Assad berkeliling di jalanan siang dan malam untuk mencari pelanggaran apapun dan mencari pemuda untuk bergabung dengan militer Assad,” Firas mengatakan pada Orient Net.
Pria Suriah pada usia tertentu, dan mereka yang telah menyelesaikan wajib militer mereka di saat mudanya, dulunya aman dari ketakutan akan direkrut kembali ke militer Assad tetapi hal itu telah berubah sejak revolusi di mulai pada 2011.*>> klik (bersambung)