Hidayatullah.com– Ketua Majelis Dakwah DPP Perhimpunan Al-Irsyad, Muhammad Arifin Badri mengatakan, klaim “Saya Pancasila” patutnya diwujudkan dalam tindakan konkret, bukan sebatas slogan semata.
Jika sekadar slogan, ia mengungkapkan, bahwa sejarah menceritakan bagaimana tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) DN Aidit dengan berapi-apinya mengaku Pancasila ternyata melakukan tindakan makar.
“Bukti konkret ‘Saya Pancasila’ misalnya membeli produk dalam negeri, mempertahankan pemikiran atau ideologi yang merusak NKRI seperti komunis misalnya,” ujarnya dalam acara silaturahim media di Kantor DPP Perhimpunan Al-Irsyad, Jakarta, Rabu (14/06/2017).
Baca: Ulama Didorong Pro-Aktif Memberi Penafsiran Murni soal Pancasila
Arifin menambahkan, semangat Pancasila juga patut dijaga agar dasar negara tersebut tidak ditafsirkan secara liar.
“Jangan sampai disalahartikan. Karenanya semua pihak harus menjaga nilai-nilai yang sesuai dengan semangat Pancasila sebagaimana dirumuskan pendiri bangsa,” ungkapnya.
Ketua Sekolah Tinggi Dakwah Islam Jember ini menilai, jika Pancasila tidak dikawal dengan baik maka bisa jadi seolah menyebarkan Pancasila tapi rasanya sudah bukan rasa Pancasila.
Arifin menegaskan, bahwa Pancasila sudah mengakomodasi semua pihak termasuk minoritas dan utamanya lagi umat Islam dalam menjalankan ideologi dan ibadahnya.
“Kita kawal agar ini tidak menyimpang. Jangan sampai ada diskriminasi terhadap umat Islam dengan semangat Pancasila,” pungkasnya.
Baca: Negara Berdasar Pancasila Dinilai Menempatkan Agama pada Posisi Penting
Pada kesempatan yang dihadiri belasan wartawan dari berbagai media itu, Ketua Umum DPP Perhimpunan Al-Irsyad Basyir Ahmad Syawie sekaligus meresmikan Media Center organisasinya.