Hidayatullah.com—Suara ledakan terdengar di wilayah Damaskus dan sekitarnya tepat saat Presiden AS Donald Trump mengumumkan dirinya telah memerintahkan serangan terhadap Suriah, tanpa merinci darimana arah serangan diluncurkan.
Sebelumnya laporan media menyebutkan, Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah menembakkan lebih 100 rudal Tomahawk, peluru kendali jelajah jarak jauh yang memiliki kecepatan subsonic dalam satu kali tembakan ke arah Suriah hari Jumat (13/04/2018).
Namun media Suriah melaporkan, sistem pertahanan serangan udaranya berhasil menghantam puluhan rudal yang akan menghantam sasaran di selatan Kota Damaskus.
Baca: Putuskan Serang Suriah, AS Tembakkan 100 Rudal Tomahawk
Kantor berita Reuters mengutip laporan TV resmi Suriah yang mengatakan bahwa ke-13 rudal ditembak jatuh di kawasan Kiswah, di sebelah selatan Damaskus. Tidak jelas apakah misil-misil yang dimaksudnya itu adalah rudal-rudal Tomahawk yang dilaporkan digunakan oleh pasukan Amerika.
Laporan TV resmi itu selanjutnya menyebut serangan udara tadi sebagai “pelanggaran terang-terangan” atas hukum internasional.
Namun laporan media pro pemerintah Suriah melaporkan, sebanyak 20 rudal AS dan sekutunya ditembak jatuh oleh sistem anti-rudal Suriah.
Baca: Bashar al-Assad ‘Bersembunyi di Bunker’ Bersama Pejabat Iran Jelang Serangan Udara AS
Observatorium HAM Suriah di Inggris mengatakan, semua tempat yang dijadikan sasaran telah dikosongkan tiga hari yang lalu, setelah Rusia mengatakan kepada pemerintah bahwa mereka punya laporan intelijen tentang beberapa pangkalan militer dan pusat-pusat riset yang akan diserang.
Direktur Observatorium Rami Abdulrahman mengatakan, sampai hari ini belum ada laporan korban warga sipil ataupun militer.
Laporan media lokal mengatakan, sejumlah wilayah yang digempur AS dan sekutunya antara lain Damaskus, Homs, sebuah fasilitas penelitian di Barzeh, dan pangkalan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) di Gunung Qasioun.*