Hidayatullah.com–Diperkirakan 60 persen kamp pengungsi Yarmouk untuk warga Palestina di Suriah telah hancur karena pasukan rezim dan sekutu mereka meningkatkan serangan militer terhadap kelompok oposisi di kamp yang berada dekat Damaskus, menurut kelompot pengamat.
Mengutip kesaksian para saksi mata, Kelompok Aksi untuk pengungsi Palestina di Suriah mengatakan pada Jumat bahwa kehancuran telah secara luas terjadi disebabkan oleh bom gentong, misil dan senjata berat.
Kelompok itu mengatakan bahwa “keluarga-keluarga terkubur di bawah reruntuhan rumah mereka” di Yarmouk, di mana diperkirakan 3.000 orang masih tinggal.
Pada rabu, pengungsi Palestina Salah al-Abayat terbunuh oleh serangan udara rezim Suriah pada kamp itu, membuat jumlah korban terbunuh Palestina menjadi 31 sejak 19 April, ketika pertempuran baru bermula.
Pada 19 April, rezim Suriah dan kelompok bersenjata sekutunya melancarkan serangan militer baru terhadap kelompok bersenjata – termasuk ISIS – di kamp pengungsi yang terkepung itu.
Pada Kamis, Hamas Palestina menyerukan semua pihak yang terlibat dalam pertempuran untuk melakukan genjatan senjata.
Baca: 6 Hari Perang Yarmuk
Di hari yang sama, badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), memperingatkan “konsekuensi bencana” dari kekerasan yang makin intensif di Yarmouk dan wilayah sekelilingnya, termasuk al-Hajar al-Aswad dan Yalda.
“Yarmouk dan penduduknya telah mengalami kepedihan dan penderitaan yang tak terlukiskan selama konflik bertahun-tahun,” Pierre Krahenbuhl, komisaris jenderal UNRWA, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Kami sangat mengkhawatirkan nasib ribuan penduduk sipil, termasuk para pengungsi Palestina, setelah lebih dari satu minggu kekerasan yang meningkat secara dramatis.”
‘Diserang’
Badan PBB itu mengatakan bahwa tidak ada satupun rumah sakit yang saat ini beroperasi di kamp, yang telah diblokade oleh pasukan rezim di satu pihak, dan kelompok oposisi bersenjata di pihak lain selama beberapa tahun.
“Pengeboman yang intens dan serangan meriam dilaporkan telah merusak ribuan rumah,” UNRWA mengatakan dalam pernyataannya, mendesak untuk “segera memberikan jalur aman bagi para penduduk sipil yang ingin meninggalkan kamp dan wilayah sekitarnya”.
UNRWA menambahkan: “Tidak ada lagi aliran air dan listrik sangat sedikit.”
Sekitar 200.000 orang – pengungsi Palestina, Suriah dan lainnya – hidup di Yarmouk sebelum perang Suriah terjadi pada Maret 2011.
Sejak 2013, pasukan rezim dan kelompok bersenjata yang setia pada Presiden Bashar al-Assad telah menjatuhkan pengepungan ketat atas Yarmouk, membatasi suplai makanan, obat-obatan dan kebutuhan lainnya ke dalam kamp.
Selama pengepungan itu, para penduduk Yarmouk bertahan hidup dengan memakan rumput dan hewan liar, menurut laporan pada saat itu.
Pada Maret 2015, situasi di Yarmouk memburuk ketika ISIS menginvasi kamp dan merebut kendali hampir semua wilayahnya.
Pada 22 April, Kelompok Aksi untuk pengungsi Palestina di Suriah, Pusat Studi Demokratik Republik dan Pusat Media dan Kebebasan Berekspresi Suriah mempublikasikan laporan bersama yang menjelaskan situasi buruk di Yarmouk.
Menurut laporan tersebut – Yarmouk Set on Fire – kamp itu telah dibom dua kali setiap 90 detik sejak awal serangan militer pada 19 April.
Hari Minggu lalu saja, Yarmouk telah dibombardir dengan 140 serangan udara Rusia dan Suriah, 78 bom gentong dan 98 rudal darat-ke-darat, laporan mengatakan.
Terbunuh, hilang atau di penjara
Lebih dari 430.000 pengungsi Palestina masih tinggal di Suriah, banyak yang terperangkap di wilayah-wilayah terkepung, menurut UNRWA.
Kelompok Aksi untuk pengungsi Palestina di Suriah mengatakan setidaknya 3.729 pengungsi Palestina telah terbunuh selama perang sipil Suriah, sementara 309 hilang dan sekitar 1.674 sedang dipenjara.
SANA, kantor media pemerintah Suriah, mengatakan pada Jumat bahwa pasukan rezim berhasil merebut beberapa wilayah di Damaskus selatan, termasuk al-Hajar al-Aswad, pemukiman yang berdekatan dengan Yarmouk.
Banyak pengungsi Palestina dari Yarmouk telah pindah ke al-Hajar al-Aswad. Laporan pada Jumat itu terjadi hanya seharis setelah SANA melaporkan bahwa pasukan rezim telah membunuh “puluhan teroris” di wilayah itu yang ditakutkan para penduduk sipil termasuk diantara yang terbunuh.
Selama bertahun-tahun perang sipil Suriah, ratusan ribu warga Suriah telah terbunuh, para pengungsi Palestina juga berada diantaranya. */Nashirul Haq AR