Hidayatullah.com—Ketika Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memulai tur Timur Tengah di Israel pada hari Senin (24/08/2020), kelompok Islam Hamas meminta para pemimpin regional untuk “memecah kebungkaman” atas blokade ‘Israel’ di Gaza, The New Arab melaporkan.
‘Israel’ telah membom garis pantai Palestina, yang dikuasai oleh kelompok itu, hampir setiap hari sejak 6 Agustus, sementara balon pembakar dan sedikit tembakan roket yang dikirim ke ‘Israel’ dari Gaza.
Dengan dalih pembalasan atas serangan balon yang menyebabkan kebakaran di pertanian dan semak belukar tersebut, ‘Israel’ telah memperketat blokade selama 13 tahun terhadap dua juta penduduk Gaza.
Media-media lokal menyebut pengiriman balon pembakar adalah reaksi protes dari para pemuda Palestina atas pengkhianatan ‘Israel’ terhadap gencatan senjata dan tuntutan untuk meredakan blokade.
‘Israel’ juga telah melarang nelayan Gaza pergi ke laut dan menutup jalur penyeberangan barang di wilayah itu, mendorong penutupan satu-satunya pembangkit listrik di Gaza karena kekurangan bahan bakar.
Hamas dalam pernyataannya menyebut penutupan perbatasan Kerem Shalom sebagai “kejahatan terhadap kemanusiaan” dan menyerukan kepada komunitas internasional dan “pembuat keputusan di kawasan” untuk “memecah kebisuan untuk mengakhiri” blokade.
Hamas juga mengatakan bahwa normalisasi hubungan antara ‘Israel’ dan Uni Emirat Arab membantu “melanggengkan kejahatan dan pelanggaran” terhadap Palestina.
Pompeo mendarat di Tel Aviv Senin pagi untuk memulai perjalanan lima hari ke Timur Tengah.
Kunjungannya akan fokus pada normalisasi hubungan diplomatik ‘Israel’ dengan UEA, yang dipandang sebagai pengkhianatan oleh Palestina, dan mendesak negara-negara Arab lainnya untuk mengikutinya.
Sebelumnya pada Senin malam, tentara ‘Israel’ mengatakan telah menyerang kembali lokasi yang mereka klaim sebagai posisi Hamas di Jalur Gaza.
Delegasi Mesir telah mencoba untuk menengahi kedua pihak dan membawa kembali gencatan senjata informal.
“Pada siang hari, balon peledak dan pembakaran diluncurkan dari Jalur Gaza ke ‘Israel’,” ungkap sebuah pernyataan dari militer ‘israel’.
“Sebagai tanggapan … jet tempur, tank dan pesawat menghantam pos militer dan infrastruktur bawah tanah” milik Hamas di Jalur Gaza selatan, tambahnya.
Mesir telah bertindak untuk menenangkan gejolak kekerasan yang berulang dalam beberapa tahun terakhir untuk mencegah terulangnya tiga perang yang telah terjadi antara ‘Israel’ dan Hamas sejak 2008.*