Hidayatullah.com–Hasil jajak pendapat (polling) di situs Hidayatullah.com dalam sebulan terakhir menunjukkan kecenderungan senada dengan pendapat para pakar tersebut. Sebanyak 66,65 % peserta jajak pendapat mengaku tidak akan memilih salah satu pasangan kandidat presiden dan wakil presiden yang akan berkompetisi pada pilpres putaran II mendatang. Jajak pendapat tersebut mengajukan pertanyaan, Pasangan manakah yang akan Anda pilih pada pemilihan presiden tahap II mendatang? Saat berita ini ditulis (25/08), dari 3.382 peserta jajak pendapat, yang memilih pasangan Mega-Hasyim sebanyak 6,71 %, yang memilih pasangan SBY-Kalla, sebanyak 22,24 %, yang memilih abstain (golput) sebanyak 66.65 %, tidak tahu sebanyak 4.41 %. Pasangan SBY-Kalla 22.24 % (752) Pasangan Mega-Hasyim 6.71 % (227) Abstain (Golput) 66.65 % (2254) Tidak tahu 4.41 % (149) Sayangnya, Hidayatullah.com tidak memiliki data profil peserta jajak pendapat tersebut, sehingga tidak mengetahui secara pasti dari kalangan mana saja yang memberikan suaranya pada jajak pendapat ini. Namun jajak pendapat sebelum ini bisa memberikan gambaran kira-kira dari kalangan mana saja yang sering mengunjungi situs Hidayatullah.com dan aktif berpartisipasi dalam jajak pendapat. Pada jajak pendapat bulan sebelumnya, Hidayatullah.com mengajukan pertanyaan, Apakah Anda aktivis/ anggota/simpatisan harakah? Dari 2.221 orang yang berpartisipasi dalam jajak pendapat tersebut, sebanyak 1.927 orang 86,76%) mengaku sebagai aktivis/anggota/simpatisan harakah (pergerakan) Islam. Dari jumlah itu, mayoritas berasal dari peserta yang mengaku sebagai aktivis/ anggota/simpatisan harakah Ikhwanul Muslimin (atau lebih dikenal dengan sebutan Tarbiyah), yakni sebanyak 660 orang (29,72%); Muhammadiyah 291 orang (13,10%) dan Hizbut Tahrir 286 orang (12,88%). Muhammadiyah, 13.10 % (291), Nahdhatul Ulama, 5.72 % (127), Ikhwanul Muslimin, 29.72 % (660), Hizbut Tahrir, 12.88 % (286), Jamaah Tabligh, 7.70 % (171), Salafy, 6.93 % (154), Selain diatas, 10.72 % (238), Tidak, 13.24 % (294) Kalaulah hasil kedua jajak pendapat itu boleh dikaitkan, maka bisa diperkirakan bahwa suara golput itu mayoritas berasal dari kalangan aktivis/anggota/simpatisan harakah Islam. Barangkali karena kedua pasangan kandidat capres-cawapres itu dipandang tidak akomodatif terhadap kepentingan Islam dan ummat Islam, sebaliknya malah cenderung bersikap memusuhi, seperti pada penanganan terhadap orang-orang yang dituduh sebagai anggota Jamaah Islamiyah dan teroris Islam lainnya * (Shw/Hidayatullah)