Rabu, 30 November 2005
Hidayatullah.com—Wakil
Ketua Komisi HAM, Ir, Sholahuddin Wahid atau kerap dipanggil Gus Sholah
mengaku khawatir dengan rencana pemerintah yang akan melakukan
penyusupan ke berbagai ormas-ormas Islam, berkaitan kampanye perang
melawan terorisme.
Menurutnya, rencana seperti itu bukan menyelesaikan masalah. Bahkan justru membuat semakin mengundang tindakan kekerasan.
Menurutnya, apa
yang disampaikannya itu bukan tanpa dasar. Namun berkaitan dengan
pengalaman masa lalu di mana para aparat keamanan dan intelijen yang
hobi menyusup ke ormas-ormas Islam.
“Pengalaman
selama ini, cara-cara seperti itu justru disalahgunakan oknum aparat
justru untuk mendorong kekerasan, “ ujarnya sebagaimana disampaikan
pada hidayatullah.com melalui saluran telepon.
Gus Sholah
mencontohkan bagaimana jelasnya kasus-kasus rekayasa aparat keamanan di
tahun 70-an yang selalu ditimpakan pada Islam.
Kasus-kasus hasil rekayasa intelijen itu diantaranya; “Komando Jihad” (Komji), Woyla, Hispran dan banyak lagi.
“Kita sudah pengalaman. Dan umat Islam paling merasakan akibatnya, “ tambahnya.
Karena itu, Gus
Sholah berharap pemerintah tak menerapkan rencana itu. Sebab jika terus
dilaksanakan, dia menilai kelak pemerintah justru akan berhadap-hadapan
dengan umat Islam. Dan jika yang dimusuhi umat Islam, kata dia,
pemerintahlah yang rugi sendiri.
Obok-obok Islam
Sebagaimana
diketahui, dalam raker Komisi I DPR RI dengan jajaran Menko Polhukam di
Gedung MPR/DPR, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (28/11), Kepala
Badan Intelijen Negara (BIN), Syamsir Siregar menyampaikan rencanya
untuk penyusupan pada gerakan-gerakan Islam.
"Kita melakukan
penetrasi kepada kelompok-kelompok Islam radikal dengan cara melakukan
penyusupan internal untuk membuat konflik," ungkap Syamsir.
Namun rencana
pemerintah ini nampaknya mulai mendapatkan banyak perlawanan. Gus Dur
misalnya, mantan Pimpinan Redaksi Majalah Ummat yang juga Direktur
International Centre for Islam and Pluralisms, Syafi’I Anwar menilai
jika cara ini diterapkan BIN, berarti pemerintah tak jauh beda dengan
zaman Orde Baru.
“Saya tidak setuju dengan rancana BIN. Ini sama saja dengan yang dilakukan Orba, “ ujar Syafii Anwar sebagaimana dikutip detik.com. Selain Syafi’I, Gus Dur juga menyampaikan keberatannya terhadap rencana tersebut. (cha)