Hidayatullah.com–Sekjen Depkes Sjafii Ahmad mengatakan, Arab Saudi merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang menjadi endemik meningitis sehingga setiap orang menunaikan ibadah haji wajib diberi vaksin tersebut dan jika tidak dilaksanakan akan yang bersangkutan tak diberi visa haji.
Kewajiban setiap warga diberi vaksin meningitis tak terbatas pada calon haji, termasuk juga warga asing lainnya.
“Dasarnya adalah aturan internasional yang mengharuskan setiap orang bila memasuki kawasan endemik meningitis harus diberi vaksin tersebut,” kata Sjafii, ketika mendampingi Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni dalam penjelasannya tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2009/1430 H di Jakarta.
Sjafii Ahmad mengatakan, pemberian vaksin ini dijadikan salah satu syarat memperoleh visa haji. Bila tak diindahkan, maka pemerintah Arab Saudi tak akan memberi visa.
Sampai sejauh ini, menurut dia, di dunia hanya ada satu jenis vaksin meningitis yang dikeluarkan oleh perusahaan Belgia. Tak ada merek lain. Sebanyak 77 negara muslim, termasuk di kawasan ASEAN seperti Malaysia, Brunei dan beberapa negara lainnya menggunakan vaksin yang sama.
Ia berharap calon jemaah haji Indonesia sudah dapat diberi vaksin pada Agustus nanti. Dengan harapan pengurusan visa haji dapat dilakukan lebih cepat.
Terkait bahwa meningitis mengandung enzim babi seperti yang dikemukakan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI), Sekjen Depkes mengakui bahwa vaksin tersebut mengandung unsur babi (porcine) sehingga kehalalannya dipertanyakan.
Lepas dari itu, yang jelas calon jamaah haji Indonesia harus diberi vaksin jika hendak pergi haji.
Sementara itu Menag Maftuh Basyuni mengatakan, Indonesia dan Arab Saudi terikat dengan Nota Kesepahaman (MoU) yang mengharuskan setiap calon jamaah haji diberi vaksin.
Jadi, jika ada calon jamaah haji tak bersedia diberi vaksin dapat menunda keberangkatannya untuk tahun berikutnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Biar calon haji lainnya, yang 800 ribu menunggu bisa terangkut,” kata Maftuh dengan nada gurau.
Indonesia, seperti disebut Sekjen Depkes, akan memproduksi vaksin meningitis. “Dengan cara itu, keraguan umat Islam terhadap kehalalannya dapat dihilangkan. Insya Allah tahun depan kita sudah bisa produksi vaksin itu,” kata Sjafii.
Hanya saja, mengingat urusan vaksin ini terkait dengan halal-haram, maka, sebaikanya pemerintah bisa mencarai cara agar kasus ini tak membingungkan umat. [ant/hid/hidayatullah.com]