Hidayatullah.com–Ketua Umum PBNU Dr Said Aqil Siraj menegaskan, pengembangan agama Islam tidak boleh dengan kekerasan. Organisasi masyarakat tidak boleh main hakim sendiri melakukan kekerasan terhadap pihak lain yang dinilai melanggar hukum. Jika ada yang dianggap melanggar, sebaiknya menyerahkan kepada aparat keamanan, dalam hal ini polisi.
“NU selalu menegaskan Ansor dan Banser tidak boleh main hakim sendiri. Kekerasan hanya boleh dilakukan aparat pemerintah untuk menegakkan hukum. Kekerasan untuk penegakan hukum diserahkan ke polisi. Jika polisi lemah, ya kita dorong untuk lebih baik dalam menegakkan hukum,” kata Said Aqil Siradj pada pembukaan Konferensi Wilayah NU ke-XI Sumbar, Rabu (28/7) di asrama Haji Parupuk Tabing Padang.
Menurut Said Aqil, kekerasan yang marak saat ini salah satu disebabkan kesalahan pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan sekarang peninggalan warisan Belanda. Jika dididik di pendidikan agama, mereka taat beragama, tapi tak bisa menguasai ilmu eksata, ilmu umum. Sebaliknya, mereka yang dididik di sekolah umum, pintar, bisa menguasai teknologi, namun tak bisa baca Yasin.
“Solusinya dari dilema tersebut adalah pendidikan di pesantren. Siang sekolah, malamnya mengaji. Lulusan pesantren banyak yang memiliki kemampuan dalam pengembangan keilmuan. Sebutlah Nurcholis Majid, Abdurrahman Wahid yang sudah menjadi tokoh,” kata Said.
Lebih baik bodoh tapi baik, ketimbang pintar tapi jahat. Seorang yang pintar tapi jahat, 80 juta hektar hutan dibabat sampai rusak. Sedangkan yang bodoh tapi jahat, paling yang rusak hanya puluhan pohon saja. ”Orang bodoh ingin maling uang menggunakan golok, paling mampu merampas uang bank Rp 2 miliar. Tapi orang pintar, tidak pakai golok, uang negara bisa hilang mencapai Rp 6,7 triliun,” kata Said menambahkan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ikut memberikan sambutan Ketua Panitia Konferensi Wilayah Zainal MS, Rais Syuriah PW NU Sumbar Drs.H. Amiruddin, Gubernur Sumbar diwakili Febri Erison. Konferwil berlangsung hingga Kamis (29/7/2010), diikuti 19 PC NU di Sumatera Barat. [sn/hidayatullah.com]