Hidayatullah.com — Di Indonesia, ada 11 TV nasional, 30 TV lokal, tapi umat Islam mendirikan 1 stasiun TV saja tidak bisa. Parahnya, konten televisi nasional kita sangat berbahaya karena tidak sedikit yang menyuguhkan maksiat.
Hal itu diungkapkan Menteri Kominfi RI Ir. Tiftul Sembiring saat menyampaikan ceramah agama di acara Wisuda Tahfidzul Qur’an 30 Juz Pesantren Baitul Qur’an, Kelapa Dua Kota Depok, Jawa Barat, Ahad (01/08).
Mengutip temuan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Ir. Tifatul menyebutkan survei yang dilakukan di 12 kota besar dengan objek 4500 remaja, 97% siswa SMP pernah menonton video porno, 90 % pernah melakukan kissing (berciuman), 62,7 % pernah melakukan seks layaknya suami istri, dan 21 % siswa SMA pernah melakukan aborsi.
“97 pesen itu sudah 100 persen sebetulnya, cuma karena ada margin error 3 persen itu saja. Ini tantangan dakwah kita. Karena teknologi yang kita gunakan juga untuk dakwah,” kata Ir. Tifatul.
Sehingga, Kominfo meminta kepada masyarakat untuk mendukung dihapusnya situs-situs porno. Apalagi memang, kata dia, gerakan amoral penyebaran pornografi ini berjalan sistematis, cerdik, dan terampil.
“Orang cerdas kalah sama orang cerdik. Mereka yang menyebarkan pornografi itu cerdik, mereka punya anak buah. Orang-orang yang menghancurkan umat adalah dengan strategi. Mereka cerdik,” katanya.
Dahsyatnya bisnis esek-esek ini, lanjut Tifatul, penghasilan situs porno mencapai 900 juta US Dolar per tahun. Belum lagi situs porno yang menerapkan sistem member/pay. Kata Tifatul, pendapatannya bahkan mencapai 3.600 US Dolar perdetik.
“Ini sangat luar biasa,” ungkapnya. Melihat kondisi tersebut, Kominfo pun berusaha bisa melakukan blocked terhadap situs-situs porno.
“Saya minta dukungan, salah satu yang dihapus adalah situs-situs porno. Saya sudah menginstruksikan sebelum Ramadhan, walaupun ini memang tidak mudah,” papar Menteri dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
“Pornografi sifatnya adikif. Ini sudah terlihat dari peristiwa pada kejahatan asusila sekitar kita,” terangya prihatin. [ain/hidayatullah.com]