Hidayatullah.com–Ketua Umum Ikatan Siswa Kader Dakwah (Iskada) Indonesia, Ferizal El-Mukhtary menyayangkan sikap aparat keamanan yang bertindak diluar batas dalam menangani para mahasiswa pendemo anti Jokowi di Pekanbaru Riau, hari Senin, (24/11/2014) kemarin.
Iskada mengaku kecewa terhadap sikap aparat polisi di mana dengan sepatunya masuk mengejar para mahasiswa yang menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke dalam mushola. [Baca: Tolak BBM, Mahasiswa Dikejar dan Dipukuli Polisi Hingga Mushola]
“Sebagai alat Negara seharusnya, polisi bersikap lebih bijaksana, jangan terprovokasi sampai harus bertindak di luar batas kewajaran di dalam tempat ibadah, karena Musolla juga bagian dari tempat ibadah kaum Muslim,” demikian rilis Iskada, Kamis (27/11/2014).
Menurut Iskada, aparat harusnya lebih peka terhadap urusan seperti ini. Jangan sampai terulang kembali kasus Priok tahun 1984, karena ini dinilai sangat sensitive dan melukai perasaan umat Islam di Indonesia.
“Cukuplah Kejaidan Tanjung Priok menjadi memori pengalaman oleh bangsa ini, karena apapun bentuk kekerasan aparat negara terhadap rakyatnya, adalah bentuk pengingkaran terhadap tugas dan fungsi polisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Apalagi, kekerasan ini dilakukan di tempat ibadah, sebagai salah satu tempat suci rakyat Indonesia,” ujar Ferizal El-Mukhtary.
Sebelumnya, aksi brutal yang dilakukan oknum kepolisian yang menyerang sejumlah mahasiswa di dalam musholla Assyakirin RRI Kota Pekanbaru dengan menggunakan sepatu di dalam rumah ibadah dikecam berbagai pihak.
MUI Riau mengatakan, aksi polisi ini sebagai penistaan agama dan oknum kepolisian didesak minta maaf.*