Hidayatullah.com–Empat relawan organisasi kegawatdaruratan kesehatan “Medical Emergency Rescue Committee” (MER-C) Indonesia untuk misi bantuan korban tsunami Mentawai, Sumatra Barat, terdampar di laut lepas Samudera Hindia, dan sangat membutuhkan pertolongan. “SOS, kami dari MER-C, empat relawan dan anak buah kapal (ABK) terdampar dari kemarin (Ahad, 21/11) siang jam 14.00 WIB, mesin kapal rusak. Sampai saat ini lepas jangkar di laut lepas, Samudra Hindia,” demikian bunyi pesan singkat (SMS) yang disampaikan Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad dikutip Antara di Bogor, Senin. SOS secara umum dikenal sebagai tanda bahaya dalam keadaan darurat. Ia menjelaskan, SMS itu diterima dari para relawannya melalui ABK yang sampai saat ini masih terdampar dan sangat membutuhkan pertolongan. Menurut Sarbini, hingga kini relawan dan ABK lepas jangkar di laut lepas, Samudra Hindia, tepatnya dekat Malakopak, Pagai Utara, Kepulauan Mentawai. Di dalam kapal kayu kecil itu, tidak ada makanan dan minuman, sedangkan kondisi mesin rusak. Selain itu, peralatan untuk “service”-nya tidak ada, dan tali jangkar dikhawatirkan putus. Mengutip SMS para relawannya, mereka baru bisa mengirimkan pesan pada pukul 07.00 WIB, karena baru ada sinyal. Para relawan MERC juga menginformasikan bahwa, kontak terakhir yang bisa dilakukan adalah pada pukul 18.00 WIB sore hari Ahad (21/11), di mana ada sampan yang melintas, namun sampan itu tidak merespons. “Sekarang kami sedang menunggu bantuan kapal dari Sikakap,” kata Sarbini mengutip SMS dari relawannya. Ia menambahkan, hingga pukul 09.00 WIB, komunikasi tidak bisa dilakukan lagi. Empat relawan MER-C yang terdampar itu adalah tiga orang yang akan bertugas mengambil bantuan makanan di Pagai Utara untuk para korban, yakni Mustafa, Robby, dan Fathi, dan seorang perawat Kamal Putra. [ant/hidayatullah.com]