Hidayatullah.com–Data dari Kementerian Kesehatan RI dalam 5 tahun terakhir mencatat laporan terjadinya peningkatan dalam penyebaran HIV dan AIDS. Pada 2005 tercatat 5.321 orang terinfeksi HIV dan AIDS, sementara pada akhir September 2010 tercatat 22.726 orang dengan AIDS.
Dilihat dari porsi usia, kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur paling produktif 20-29 tahun, disusul dengan kelompok umur 30-39 tahun, dan kelompok umur 40-49 tahun.
Sementara dilihat dari wilayahnya, kasus AIDS terbanyak dilaporkan berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Papua, Bali, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Riau. Jika dilihat dari resiko penularan adalah melalui hubungan heteroseksual, penggunaan narkotika, hubungan sejenis, serta perintal.
Dalam rangka memperingati Hair Aids Sedunia, 1 Desember 2010, Kementerian Pendidikan Nasional menyelengggarakan sosialisasi dengan tema “Universal Acces and Human Right” (Akses Universal dan Hak Azasi Manusia), dengan Subtema “Peningkatan Hak dan Akses Pendidikan untuk Semua Guna Menekan Laju Epidemi HIV di Indonesia Menuju Tercapainya Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs)”, serta slogan “Stop AIDS”: Tingkatkan Hak dan Akses Pendidikan untuk Semua.
Subtema itu sangat relevan dengan komitmen Kemdiknas dalam mewujudkan pendidikan untuk semua dengan berkualitas. Tanpa didukung pendidikan yang baik akan sulit bagi generasi muda untuk membentengi dirinya dari berbagai ancaman penyakit, termasuk HIV dan AIDS sejak usia dini. Oleh karena itu, pendidikan pencegahan HIV dan AIDS secara berkelanjutan perlu mendapatkan prioritas sebagai bagian dari upaya untuk mencapai target MDGs tahun 2015.
Sementara itu informasi yang dihimpun dari daerah melalui kantor berita Antara menyatakan, Pangkalpinang menduduki Peringkat Ketujuh Kasus HIV/AIDS se-Indonesia, seiring melonjaknya perilaku hubungan seks bebas sebagian masyarakat.
“Pada 2010, Kota Pangkalpinang menempati urutan ketujuh untuk kasus HIV/AIDS se-Indonesia, yaitu 40 kasus,” kata Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pangkalpinang, Syahru Siam di Pangkalpinang.
Pangkalpinang merupakan jalur keluar masuk yang bebas dilewati pendatang, baik melewati pelabuhan dan bandar udara, akibat kurang diseleksi ketat sehingga memudahkan pendatang yang terinfeksi membawa penyakit tersebut ke daerah itu. KPA Kota Pangkalpinang berupaya melakukan pencegahan agar penyakit tersebut tidak menyebar di daerah tersebut.
Dari kota Malang diberitakan bahwa penderita jumlah penderita penularan virus dan merapuhnya kekebalan tubuh (HIV/AIDS) di Kota Malang, Jawa Timur, pada tahun 2010 mengalami peningkatan cukup tajam, yakni mencapai 1.500 orang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Enny Sekar Rengganingati, mengakui bahwa peningkatan jumlah penderita dan yang terinveksi HIV/AIDS pada tahun ini (2010) cukup tinggi. Dari 900 orang penderita pada tahun 2009, saat ini sudah mencapai 1.500 orang.
Ia mengakui, kecenderungan penderita kelompok ibu rumah tangga pada beberapa tahun terakhir terus meningkat. Dari total jumlah penderita yang terinveksi HIV/AIDS tersebut sekitar 5-10% adalah ibu rumah tangga dan 5% dari kelompok pelajar.
Untuk menekan dan meminimalkan jumlah masyarakat yang terjangkit HIV/AIDS tersebut, katanya, Dinkes bersama berbagai pihak termasuk Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang secara intens melakukan penyuluhan ke seluruh wilayah untuk berbagai kelompok.
Jika kelompok risiko tinggi HIV/AIDS, seperti pelacur, homoseksual dan waria, lanjutnya, penyuluhannya melalui event-event tertentu. Kelompok ibu rumah tangga, penyuluhannya melalui program kesejahteraan keluarga (PKK) rukun tetangga maupun rukun warga (RT/RW) atau pengajian-pengajian yang rutin diselenggarakan kaum perempuan di lingkungannya masing-masing. [Invin/hidayatullah.com]