Hidayatullah.com–Pesawat tempur NATO yang beroperasi di Libya menarget kantor penguasa Libya Muammar Qadhafi di pemukimannya di ibu kota Tripoli.
Sedikitnya 45 orang terluka, 15 luka serius dalam serangan yang terjadi, AFP mengutip yang dikatakan pemerintah Libya pada hari Senin.
Beberapa korban mungkin masih berada di bawah puing-puing, menurut pemerintah Libya.
“Hal ini merupakan usaha pembunuhan Kolonel Qadhafi,” lanjutnya.
Awalnya, beberapa ledakan terjadi di pusat Tripoli setelah pesawat tempur NATO menjatuhkan bom di sepanjang kota Libya. Sinyal dari TV dalam negeri Libya dilaporkan terputus setelah ledakan.
Pemerintah AS beberapa hari yang lalu mendesak NATO untuk menyerang televisi dalam negeri Libya agar bisa memutuskan hubungan Qadhafi dengan dunia luar, termasuk dengan rakyatnya sendiri.
Pesawat tempur NATO meningkatkan serangan meraka di Tripoli dengan tujuan melumpuhkan militer Qadhafi, tetapi laporan menyebutkan jika serangan tersebut juga menyebabkan korban dari pihak sipil.
Medan perang utama tetaplah berada di sebelah barat Libya kota Misratah, dimana puluhan orang dilaporkan terbunuh dalam waktu beberapa jam setelah pasukan Qadhafi melakukan pengeboman terus-menerus di kota tersebut.
Situasi kemanusiaan di Misratah dengan populasi lebih dari satu juta orang dilaporkan mengkhawatirkan disebabkan banyak orang sangat membutuhkan persediaan makanan, air dan obat-obatan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov meminta untuk segera diadakan gencatan senjata menghdapi krisis yang terjadi di Libya, serta mendesak resolusi yang dibuat oleh Dewan Keamanan PBB segera dilaksanakan.
Lavrov juga mengingatkan adanya “konsekuensi yang tak diprediksi” sebagai “resiko terbesar”dari operasi militer yang dilakukan pasukan NATO dan sekutu mereka yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda di Negara Afrika bagian utara.*