Hidayatullah.com–Bertempat di Atrium East Rotunda, Grand City Surabaya, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) orwil Jawa Timur memberikan penghargaan kepada pengelola mushalla Mall di Surabaya.Penghargaan pengelola mushalla Mall yang dianggap represetatif diberikan kepada mushalla Exsecutif Grand City dan Surabaya Town Square (Sutos).
Selain mendapat penghargaan juga diberikan mukena dan sarung, serta wakaf Al-Qur’an dari yayasan wakaf Qur’an Suara Hidayatullah.
Menurut Ketua ICMI, Ismail Nachu, penghargaan ini diberikan atas dasar banyaknya keluhan masyarakat muslim sebagai konsumen apabila ke mall tidak menemukan mushalla mall yang layak.
“Biasanya musholla di mall/plaza jauh dari jangkauan pengunjung mall. Ditambah lagi letak mushalla biasanya di dekat parkir, atau di basement gedung sehingga terlihat kumuh, dan sebatas untuk dipakai sholat yang sebenarnya kurang layak,” tegas Ismail.
Namun, beda dengan mushalla Eksekutif milik Grand City, yang terletak di lantai dua, bersih juga tempat wudlu laki dan perempuan terpisah dan terjaga hijab. Dan mushallah tersebut juga berfungsi sebagai kegiatan keislaman dan sholat Jum’at, tambahnya.
Program ini dimaksudkan bukan untuk dilombakan jelas Ismail, tapi hal ini merupakan representasi umat Islam untuk mendapatkan tempat sholat yang layak, khusyu’ dan tumanina dalam menjalankan ibadah.
Maswardi, pengelola mushalla eksekutif Grand City tidak menyangka bila mushallanya terpilih sebagai mushallah yang representif menurut ICMI.
Baginya, sudah selayaknya tempat ibadah itu bersih dan jauh dari kebisingan. Selain itu kata Maswardi, mushalla merupakan kebutuhan pengunjung yang harus difasilitasi kenyamanan dalam beribadah sehingga konsumen belanjapun tenang karena ibadahnya terjaga.
Hadir dalam kesempatan itu Jurianto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Timur dalam sambutannya setelah memeberikan penghargaan akan berusaha untuk mendorong pengelola tidak hanya untuk mushalla di mall/plaza tetapi akan mendorong pula pengelola mushalla atau masjid di hotel dan restoran di Jawa Timur. Kedis Pariswisata dan Kebuyaan dalam waktu dekat akan melakukan kerjasama dengan ICMI untuk mengapresiasi kegiatan tersebut dan kepariwisataan di Jawa Timur.
Ismail melanjutkan, daripada mengecam dan mengeluh maka ICMI Jatim melakukan hal yang ‘radikal’ mencari mall yang musholanya representatif.
“Selama satu bulan atau bulan puasa ini ICMI membentuk tim kecil untuk ‘memata-matai’ mall di Surabaya,” cetus pengusaha properti ini.
Setelah, lanjut dia, melakukan penilaian dan laporan dari tim dengan seksama maka ICMI memberikan penghargaan tersebut kepada Grand City Mall dan Surabaya Town Square (Sutos).
“Program ini memiliki visi jauh kedepan yakni meningkatkan kepedulian para pengusaha dan pengelola mall terhadap kaum Muslimin,” pungkas Ismail.*