Hidayatullah.com–Petugas keamanan di Ambon, Maluku ditambah untuk meredam kerusuhan agar tak meluas. Untuk itu sebanyak dua kompi pasukan Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Barat atau Sulselbar dikirim ke Ambon.
Seperti dikutip liputan6.com, keberangkatan pasukan dilepas Wakil Kepala Polda Sulselbar Brigadir Jenderal Polisi Syahrul Mamma di halaman Markas Brimob Polda Sulselbar di Banta-Bantaeng Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (11/09/2011) pukul 22.00 WIT. Isak tangis dan salam-salaman sejumlah keluarga anggota Brimob Polda Sulselbar mengiringi kepergian pasukan.
Pasukan berangkat menggunakan pesawat Hercules milik Angkatan Udara. Syahrul meminta kepada semua anggota Brimob yang berangkat senantiasa menjaga kekompakan. Namun belum mengetahui persis tugas apa yang dilakukan anggota saat tiba di Ambon.
Mencekam
Seperti diketahui, kericuhan pecah di Ambon, Maluku, sejak Ahad (11/09/2011) dan berulang pada Senin (12/9) dini hari. Kericuhan itu bahkan meluas ke kawasan Mardika, Ambon. Kerusuhan pertama terjadi sejak Ahad (11/09/2011) siang. Dua kubu warga saling serang. Sejumlah kendaraan dibakar massa. Akibatnya, londisi Kota Ambon berubah jadi mencekam.
Kerusuhan diduga akibat ketidakpuasan warga terhadap polisidalam menangani kasus terbunuhnya warga bernama Darkin Saimen (sumber lain menyebut nama Darvin, red). Lelaki yang berprofesi sebagai tukang ojek tersebut diberitakan tewas saat mengantar penumpang di kawasan Gunung Nona.
Amuk massa terjadi sesaat setelah mereka mengebumikan Darkin. Massa yang emosi menghentikan dan melempari kendaraan yang melintas di kawasan Waehaong. Kapolres Pulau Ambon Ajun Komisaris Besar Polisi Joko Susilo tak mampu menenangkan massa.
Kerusuhan pecah di sejumlah titik di pusat Kota Ambon, di antaranya kawasan Mangga Dua, kawasan Tugu Trikora, Jalan JB Sitanala, kawasan Waringin, Kota Ambon.
Sebagaimana dikutip Media Indonesia (MI), dua korban tewas di RSUD dr. Haulussy dan satu lagi di RSU Al-Fatah Ambon.
Menurut Kepala Bagian Humas RSUD Ambon dr Ita Sabrina, dua korban tewas tersebut
yakni Clivor Belegur, siswa kelas III SMU Negeri 12 Ambon, dan Jefri Siahaan yang mengalami luka tembak di dada dan perut.
Menurut Kepala Biro Umum dan Humas Provinsi Maluku Bakri Asyatri, seorang korban tewas bernama Sahrun Eli mengalami luka tembak di dagu. Korban sudah dibawa pulang ke kampugnya di Kecamatan Leihit
Penyebab kematian Darkin sendiri masih belum jelas.. Desas-desus menyebut Darmin tewas dikeroyok kelompok warga lain. Darkin, menurut cerita warga, mengalami kecelakaan di kawasan Gunung Nona, Kudamati, sebuah wilayah -yang dikenal sebagai daerah- Nasrani. Ia kemudian dipukuli dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
Namun Kepolisian Maluku menegaskan, kasus ini murni akibat kecelakaan lalu lintas.
Menurut Mabes Polri, kerusuhan di Ambon, Maluku, berawal dari kecelakaan di mana korban yang bernama Darkin Saimen tewas setelah menabrak pohon dan salah satu rumah warga.
“Yang bersangkutan dibawa ke rumah sakit dan meninggal. Lalu ia diisukan dibunuh. Padahal ia mengalami kecelakaan,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Ahad (11/09/2011) petang sebagaimana dikutip Liputan6.
Beberapa tahun belakangan Ambon boleh bilang tenang setelah konflik bernuansa SARA pernah terjadi tahun 1999 sampai 2002 yang telah menewaskan ribuan orang.*
Foto: Media Indonesia