Hidayatullah.com—Dunia memang terbalik. Himbauan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo tentang perempuan pengguna rok mini di angkutan umum justru membuat aktivis perempuan meradang.
Ahad (18/09/2011) sore, anggota Perkumpulan Pembela Hak Perempuan mengadakan aksi di Bundaran Hotel Indonesia (HI) guna memprotes pernyataan Gubernur DKI. Mereka meminta Foke, demikian panggilan Fauzi Bowo untuk meminta maaf atas pernyataannya saat menanggapi sejumlah kasus pemerkosaan di angkutan kota.
Aksi digelar mulai pukul 15.00 WIB. Hingga pukul 15.45 WIB. Puluhan perempuan itu mengenakan rok mini dan membawa poster bertuliskan “Jangan salahkan baju kami. Hukum si pemerkosa”. “My rok is my right” dan “Don’t tell us how to dress. Tell them not to rape”.
“Jangan salahkan rok mini kami. Salahkan otaknya,” ujar salah seorang orator dikutip detik.com , Ahad (18/09/2011).
Ucapan orator itu ditimpali oleh beberapa perserta aksi.
“Yang mini bukan rok kami tapi otak kalian,” teriak peserta.
Sebelumnya, Hari Jumat (16/09/2011), Fauzi Bowo menyoroti seputar perkosaan di angkutan umum. Selain keamanan perlu ditingkatkan, Foke juga ‘menyentil’ gaya berpakaian pengguna angkot.
“Tetapi bayangkan juga kalau orang naik mikrolet, duduk di depan tetapi pakai rok mini, kan agak gerah juga,” ujar Foke sambil menunjuk ke arah pahanya menggambarkan rok mini.
Namun Jumi, seorang aktvis perempuan menyalahkan Fauzi Bowo.
“Dia itu gubernur. Pernyataan seorang pejabat itu mencerminkan kebijakannya,” kata Jumi dikutip VIVAnews.com di Jakarta, hari Ahad.
Jumi mengungkapkan, bila dilihat dari apa yang disampaikan, Fauzi Bowo terlihat seakan menyalahkan kaum perempuan dalam kasus perkosaan yang terjadi.
Namun Sabtu lalu, kepada media massa, Gubernur Fauzi Bowo telah menjelaskan masalahnya soal rok mini ini. Bahkan Foke pun perlu minta maaf.
“Saya minta maaf bahwa pernyataan saya sebelumnya yang rawan salah tafsir. Saya sama sekalai tidak bermaksud melecehkan kaum perempuan,” kata Foke dalam rilis kepada detikcom, Sabtu (17/9/2011).
Foke juga mengakui, pernyataan yang dikeluarkannya sebelumnya memang boleh jadi disalahartikan. Padahal, Foke justru mengutuk aksi pemerkosaan yang menimpa RS, seorang karyawati tersebut.
“Saya justru mengutuk aksi pemerkosaan tersebut, pelaku harus dihukum seberat-beratnya,” kata Foke yang akrab dengan sapaan Bang Kumis itu. Foke berharap, polisi segera menangkap tiga pelaku yang kini masih buron.
Dia menjelaskan, seharusnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperketat pengawasan terhadap perusahaan yang tidak memberi fasilitas bagi karyawati yang pulang malam.*
Foto: detik.com