Hidayatullah.com–Meski rumahnya tidak terbakar, namun Daeng Longi (70) dan keluarganya terpaksa tinggal di pengungsian, di Masjid Jami’ al-Fatah, Kota Ambon.
Daeng terpaksa angkat kaki dari rumahnya di Talake Dalam –salah satu kawasan Nasrani di Ambon– sejak pekan lalu untuk menghindari amukan massa menyusul kerusuhan yang terjadi di Ambon 9/11.
Dia mengaku, sebenarnya tetangga-tetangganya yang Nasrani cukup berlaku baik. Namun, mereka meminta Daeng untuk pergi sementara guna menghindari massa yang datang dari daerah lain.
“Dong (mereka, red) memang baik, suruh kita mengungsi sementara. Tapi beta takut (masa Nasrani) yang datang dari luar,” ujar Daeng kepada hidayatullah.com.
Pascakonfik Maluku tahun 1999, Daeng dan keluarga besarnya merupakan satu-satunya keluarga Muslim yang tetap tinggal di Talake Dalam. Pria asal Bone, Sulawesi Selatan ini sudah 40 tahun tinggal di Ambon sebagai penarik becak.
Dan, rumah seluas 7 x 12 meter persegi di kawasan Nasrani itulah satu-satunya benda berharga miliknya.Di tambah, di rumah itu juga tinggal lima keluarga dari anak-anaknya.
Maka sulit bagi Daeng untuk melepas rumah tersebut. “Apalagi masa konflik sekarang, toh. Harga rumah bisa ditawar murah sekali,” katanya menjelaskan.
Abdul Djalil (47), putra Daeng, sempat kembali ke rumah hari Rabu (14/11) tiga hari setelah kerusuhan untuk mengambil sejumlah kebutuhan semisal pakaian dan becak yang dipakai Daeng untuk mencari nafkah. Dia mengaku rumahnya masih utuh dan tidak ada barang yang dijarah.
Namun Daeng masih belum bisa menarik becak dalam keadaan seperti ini. Untuk makan pun, dia masih tergantung pada bantuan di pengungsian. “Beta seng (tidak) keluar (menarik becak), seng makan,” katanya yang sudah berhari-hari di pengungsian.
Bukan hanya Daeng yang mengalami hal demikian, sejumlah umat Nasrani yang tinggal di pemukiman Muslim juga banyak yang terpaksa mengungsi pascarusuh 11 September lalu.
Daeng mengaku telah mendengar imbauan dari pemerintah kota, agar para pengungsi segera kembali ke rumah mulai hari Senin 19/9, ini. “Tapi beta takut untuk kembali,” kata Daeng.
Dia berharap pemerintah bisa memberikan jalan keluar bagi keluarganya untuk pindah. Dan, rencananya, hari ini (Senin 19/9), pemerintah kota Ambon akan meninjau ke pengungsian dan berbicara dengan para pengungsi.*