Hidayatullah.com–Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo mengharapkan mahasiswa yang kembali dari Indonesia setelah evakuasi akibat krisis politik di Mesir untuk mengembalikan boarding pass (kartu masuk pesawat) yang pembiayaannya ditanggung pemerintah Indonesia, lapor kantor berita Antara Jum’at (09/12/2011).
“Masih ada sekitar 250 mahasiswa yang belum mengembalikan boarding pass, padahal itu yang sangat diperlukan sebagai bukti laporan keuangan,” kata Atase Pendidikan KBRI Kairo, Prof Dr Sangidu, kepada Antara di Kairo, Kamis.
Menurut Sangidu, KBRI telah berupaya untuk mengumpulkan semua boarding pass, namun mengalami kesulitan karena tempat tinggal mereka terpencar di ibu kota Kairo dan di sejumlah provinsi di negara itu.
“Boarding pass tersebut sangat diperlukan sebagai bukti perjalanan yang tidak bisa terbantahkan untuk laporan keuangan. Kalau buktinya hanya tiket, bisa dicurigai karena bisa direkayasa,” katanya.
Dijelaskan, sekarang ini laporan keuangan harus sangat perperinci, bahkan satu rupiah pun harus disertai bukti otentik dalam penggunaannya.
Prof Sangidu menyesalkan sikap beberapa kalangan mahasiswa yang dinilainya sengaja menghindar atau mengurung-urung waktu penyerahan boarding pass tersebut.
“Ada mahasiswa takut menyerahkan boarding pass karena khawatir diminta kembali biaya tiket, padahal tidak karena biaya pesawat ditanggung Kemendikbud,” ujarnya dan menambahkan, “Kalau alasannya boarding pass sudah hilang, mereka cukup mereka membuat surat pernyataan hilang”.
Lebih dari seribu mahasiswa yang dievakuasi ke Indonesia telah kembali ke Mesir dan biaya tiket mereka ditanggung pemerintah lewat Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Indonesia.
Para mahasiswa tersebut dievakuasi ke Indonesia dengan pesawat carter Garuda pada masa memburuknya keamanan di Mesir akibat revolusi yang menumbangkan rezim pimpinan Presiden Hosni Mubarak pada Maret lalu.
Setelah Mesir kembali aman, para mahasiswa tersebut pun semuanya telah kembali untuk kuliah seperti biasa yang umumnya di Universitas Al Azhar di kota Kairo dan sejumlah provinsi seperti di Tanta, Mansourah, Zakazik, Damanhour dan Iskandariyah.*