Hidayatullah.com–Hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) panja Evaluasi Jardiknas dan E-pembelajaran antara Sekjen Kemendikbud dengan komisi X DPR RI disayangkan oleh sebagian anggota DPR.
Anggota panja mengharapkan Program Jardiknas dan e-pembelajaran seharusnya mampu meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan tekhnologi bagi siswa pendidikan dasar dan menengah, karena diharapkan hal tersebut dapat berkorelasi positif dengan peningkatan kualitas mutu pendidikan kita.
Sejauh ini kemendikbud belum dapat menyajikan hasil kajian yang dapat menggambarkan pengaruh e-learning secara signifikan terhadap peningkatan kualitas mutu pendidikan, padahal anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk program jardiknas dan e-pembelajaran pada tahun ini cukup besar hingga mencapai sekitar 162,5 Miliar.
Jika alokasi anggaran jardiknas dan e-learning ini benar-benar dimanfaatkan dengan optimal tentu hasilnya dapat dirasakan pada saat ini, demikian diungkapkan anggota panja Ahmad Zainuddin, Lc disela RDP tersebut.
Namun politisi dari fraksi PKS ini menyayangkan laporan yang disajikan oleh pemerintah belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
“Ini sudah pertemuan yang kesekian kalinya, tetapi sampai saat ini belum juga ada perubahan yang signifikan dari pemerintah tentang hasil capaian yang diperoleh”, ujarnya.
Ahmad Zainuddin menjelaskan, untuk jaringan koneksi internet saja baru mencapai 9,8 % pada tahun 2011 di seluruh sekolah yang ada di wilayah Indonesia.
“Coba bandingkan dengan negara tetangga kita yaitu Malaysia dan Vietnam pada tahun 2012 ini sudah terkoneksi 90 % lebih dan bahkan mereka mencanangkan akan menuju koneksi hingga 100 %”. Kita sudah sangat jauh ketinggalan,” tegasnya.
Dengan anggaran yang ada, seharusnya koneksi internet kita bisa melebihi angka 9,8 % itu. Untuk itu beliau meminta pemerintah untuk serius dalam melaksanakan program jardiknas dan e-pembelajaran. Program ini harus menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan,” pungkasnya.*