Hidayatullah.com–Sebanyak 48,3 persen rumah tangga di Yogyakarta berdasarkan survei yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, masih memiliki anggota keluarga yang menjadi perokok.
“Perilaku seperti ini dipengaruhi oleh banyak hal, terutama dari lingkungan yang masih terdapat banyak perokok, dan mudahnya memperoleh rokok,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Tuty Setyowati, di Yogyakarta, Kamis (31/05/2012).
Menurut dia, perilaku di rumah tangga tersebut juga bisa tercermin dari tingkat inisiasi perokok di Provinsi DIY, yaitu pada usia 15-24 tahun. Artinya, perokok di Kota Gudeg itu memulai aktivitasnya saat duduk di bangku sekolah.
Berdasarkan survei yang dilakukan “Quit Tobacco Indonesia” pada 2009 di kalangan pelajar SMA dan sederajat di Kota Yogyakarta dengan responden sebanyak 1.252 siswa, diperoleh hasil 84,4 persen pelajar SMA menilai bahwa merokok merupakan masalah anak muda saat ini.
Ia mengemukakan, sejumlah upaya telah dilakukan untuk mengurangi kebiasaan merokok di kalangan masyarakat, dan salah satunya dengan menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Peraturan Gubernur Provinsi DIY Nomor 42 Tahun 2009 tentang Kawasan Dilarang Merokok.
“Peraturan tersebut bertujuan memberikan perlindungan terhadap perokok pasif, mencegah perokok pemula dan memberdayakan masyarakat untuk tidak merokok. Namun, upaya itu harus diperkuat dengan berbagai kampanye,” katanya menambahkan, dimuat Antara.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta bersama berbagai elemen masyarakat dalam memperingati Hari Anti-Tembakau Sedunia pada 31 Mei melakukan kampanye antirokok, mulai dari pawai hingga kampanye di lokasi-lokasi tertentu.*