Hidayatullah.com–-Kabar baik datang dari Mohammed Jabareen pada hari Senin (18/06/2012), pengacara dari pemain bola tim nasional Palestina Mahmoud al-Sarsak, mengatakan pemain bola yang disekap Zionis-Israel itu akan segera menghirup udara bebas pada 10 Juli 2012. Mahmoud al-Sarsak, sebelumnya ditahan Zionis tanpa prosedur hukum selama 3 tahun.
Sebelum ini, Sarsak yang melakukan perlawanan dari dalam penjara Israel dengan melakukan mogok makan selama lebih dari 90 hari ini membuat pemerintah Zionis Israel gusar.
Pasalnya dukungan untuk pembebasan Sarsak terus berdatangan. Termasuk Electronik Intifadhah (EI), bahkan persatuan sepakbola tertinggi dunia yaitu FIFA hingga pemain bola legenda Prancis Eric Cantona juga turut mengecam sikap arogansi Zionis terhadap rekan sekarirnya tersebut.
“Mereka masukan pemain sepakbola Palestina ke penjara-penjara. Sudah saatnya untuk mengakhiri imunitas Israel dan memberlakukan kesetaraan terhadap keadilan, Sarsak telah melakukan mogok makan selama 80 hari. Ia melakukan itu sebagai bentuk protes atas penahanan tanpa tuduhan,” jelas legenda Manchester United itu dalam suratnya ke UEFA payung organisasi sepakbola terbesar di Eropa.
Cantona bahkan mengungkap semua keprihatinannya mengapa Israel bisa terpilih menjadi Israel menjadi tuan rumah Piala Eropa U-21 2013.
“Saya terkejut dengan tindak rasisme yang marak di Piala Eropa 2012 Polandia-Ukraina. Para petinggi UEFA dan politisi Eropa begitu lantang mengeluarkan kecaman atas tindak rasisme. Tapi mereka lantas diam ketika Israel terpilih menjadi tuan rumah,” ujarnya.
Jabareen sendiri menjelaskan bahwa para pendukung Sarsak tidak perlu khawatir akan kesehatan Sarsak, karena Sarsak sudah mulai mau memakan coklat dengan jaminan kesepakatan bahwa Israel harus membebaskan dia jika tak ada kejelasan pelanggaran hukum atas penangkapannya.
“Sebagai tanda bahwa Sarsak telah menghentikan aksi mogok makannya, dan untuk meratifikasi kesepakatan tersebut dengan pihak Israel, Sarsak telah memakan sepotong cokelat yang diberikan oleh saya,” demikian ungkap sang pengacara.
Pihak Israel sendiri telah melanggar kesepakatan mengenai aksi pemberhentian mogok makan dengan memberikan kejelasan hukum kepada para tawanan Palestina di penjaranya, dan mengizinkan pihak keluarga menjenguk. Kenyataannya hingga hari Israel belum mengimplementasikan janji-janjinya tersebut. Karena itu menurut Jabareen kesepakatan antara Sarsak dan pemerintah Israel ini harus tetap di kawal, dan jika memang Allah mengizinkan semua berjalan lancar maka ini adalah kemenangan untuk perlawanan Sarsak.
Sarsak mulai melancarkan aksi mogok makan pada 19 Maret lalu dan hingga sekarang ia masih bertahan pada aksinya. Karena kondisi tubuhnya yang memburuk, ia kini berada dalam klinik penjara.
Pada 14 Mei lalu, penjajah Zionis dan para tahanan Palestina berhasil mencapai kesepakatan yang berujung pada penghentian aksi mogok makan besar-besaran. Dalam kesepakatan itu, penjajah Zionis setuju untuk tidak lagi menggunakan sel isolasi, mengizinkan kunjungan keluarga dan memperbaiki kondisi penjara.*