Hidayatullah.com–Pemerintah Provinsi Jambi mengalokasikan Rp3,5 miliar untuk program pengentasan buta aksara Alquran di daerah itu.
“Kami telah menginventarisir anak-anak yang tidak dapat membaca Al-Quran, mulai tingkat SD, SLTP dan SLTA se-Provinsi Jambi. Dari data itu ada hampir 34 ribu lebih anak tidak dapat membaca Al-Quran, data ini juga telah disampaikan kepada bupati/walikotanya,” ujar Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus kepada wartawan di Jambi, Kamis kemarin.
Menurut dia, alokasi Rp3,5 miliar itu telah dianggarkan pada APBD Perubahan Provinsi Jambi 2012.
Gubernur juga menyoroti tingkat penyalahgunaan narkoba yang tinggi dimana Provinsi Jambi beberapa bulan lalu berada pada posisi enam besar di Indonesia dalam tingkat penyalahgunaan narkoba.
“Dan saat ini telah berhasil diturunkan menjadi urutan ke-12 dari 33 Provinsi di Indonesia. Ini bukanlah prestasi yang membanggakan, ini memprihatinkan, narkoba saat ini tidak saja menjangkiti masyarakat kota, tetapi telah sampai ke desa-desa, dan korbannya termasuk anak-anak usia sekolah dasar,” jelas gubernur dikutip Antara.
Terkait hal itu, Gubernur Hasan Basri Agus mengimbau kepada para orangtua, agar menjaga dan memperhatikan pendidikan bagi anak anaknya.
Perhatian tersebut bisa dalam bentuk memberikan kesibukan kepada anak anak, mulai dari memasukkan anak-anak ke sekolah formal pada pagi dan siang hari. Kemudian sore hari, masuk di sekolah agama (madrasah).
Lalu malam harinya anak-anak bisa ikuti pengajian antara waktu Magrib-Isa di masjid, surau dan langgar seperti yang dilakukan para orangtua di masa lalu.
Selain itu, kata dia, bulan suci Ramadan bisa dijadikan momentum yang sangat baik untuk meningkatkan upaya pendidikan agama. Salah satunya melalui pendidikan baca tulis aksara Alquran.
Pada kesempatan itu, gubernur juga mengatakan, pihaknya rutin melaksanakan safari Ramadan di beberapa daerah. Selain untuk menjalin tali silaturahmi, kegiatan safari Ramadan juga bisa digunakan sebagai sarana menyerap berbagai pendapat dari masyarakat luas.
Masuk Kurikulum
Sebagaimana diketahui, tahun 2011, Dinas Pendidikan Bengkulu memasukkan pelajaran membaca Al-Quran dengan metode Iqra` sebagai kurikulum muatan lokal sekolah dasar di daerah itu. Menurut pemerintah, tujuannya untuk meningkatkan kemahiran murid sekolah dasar dan sederajat dalam membaca Al-Quran.
“Program ini dilatarbelakangi atas keprihatinan masih banyak anak usia sekolah, bahkan mahasiswa, yang tak bisa membaca Alquran dengan lancar. Padahal Al-Quran bagi umat Islam wajib dibaca,” terang Kepala Dinas Pendidikan Bengkulu Yasarlin, suatu hari.
Angka buta baca Al-Quran di kalangan murid SD hingga SMA sederajat di Bengkulu saat ini mencapai 70-80 persen. Adapun jumlah murid SD saat ini 255.240 orang, siswa SMP sebanyak 80.190 orang, dan siswa SMA sederajat sebanyak 64.549 orang.*