Hidayatullah.com —Berita Metro TV tentang kegiatan Rohis (Kerohanian Islam) di lembaga pendidikan yang dikaitkan dengan pembibitan benih terorisme masih menimbulkan banyak luka di kalangan Muslim. Setidaknya stigma ini cukup dirasakan Imam Nawawi, salah seorang korban yang pernah dituding sebagai “teroris” saat gencarnya pemberitaan kegiatan keislaman di lembaga-lembaga pendidikan formal yang dikaitkan dengan terorisme.
Perintis Kelompok Studi Islam (KSI) Loa Kulu yang juga mantan Ketua Pengurus Daerah Pelajar Islam Indonesia (PII), Kutai Kartanegara, Kaltim, ini menilai pemberitaan tersebut akan sangat berdampak buruk pada hubungan umat Islam dengan pemerintah, dan pihak-pihak yang sering mendiskreditkan umat Islam.
“Berita itu juga memperkeruh keadaan. Sama sekali tidak berdampak positif. Kami di Rohis, kami bukan teroris. Oleh karena itu, saya minta pihak Metro TV secara jantan berani meminta maaf tidak saja kepada Rohis tetapi kepada seluruh Ummat Islam Indonesia,” imbuhnya kepada hidayatullah.com.
Seperti diketahui, 5 September 2012, Metro TV menayangkan live dialog di program Metro Hari Ini bersama narasumber Guru Besar Universitas Islam Negeri Jakarta Profesor Bambang Pranowo, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono dan pengamat terorisme Taufik Andri.
Dalam dialog tersebut Profesor Bambang Pranowo menyampaikan hasil penelitiannya bahwa ada lima pola rekrutmen “teroris” muda. Salah satunya melalui ekstrakurikuler di masjid-masjid sekolah. Saat dialog berlangsung, ditayangkan pula info grafik berisi poin-poin lima pola rekrutmen versi Profesor Bambang Pranowo.
Yang juga dinilai tak adil aktivis Rohis dan alumninya adalah back-round yang tampak di layar belakang pengisi acara, di mana gambar bocah Palestina yang terlihat sedang membidikkan senjata. Padahal topik disksusi adalah masalah terorisme.
Tayangan ini akhirnya menyebabkan keresahan dan kecaman berbagai pihak. Namun Metro TV, hari Sabtu, (15/09/2012) dan hari Senin (17/09/2012) memberikan bantahan dan klarifikasi.
Secara resmi, Pemimpin Redaksi Metro TV, Putra Nababan memberi klarifikasi kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dan memastikan tidak pernah memberitakan, apalagi menyebutkan Rohis (Kerohanian Islam) sebagai sarang teroris.
Metro juga mengaku telah menyampaikan penjelasan mengenai soal tersebut melalui akun Twitter, @Metro_TV dan website atau lamannya metrotvnews.com. Bahkan, Metro TV telah menyampaikan permintaan maaf atas tidak tercantumnya sumber informasi pada penayangan info grafis yang menimbulkan persepsi publik yang berbeda-beda.*