Hidayatullah.com–Umat Islam harus mewaspadai kurikulum pendidikan Islam di Indonesia. Deminian menurut Hartono Ahmad Jaiz, penulis buku “Aliran dan Pamah Sesat di Indonesia” ini. Menurut Hartono, kurikulum pendidikan Islam di Indonesia sudah banyak disusupi gagasan liberalisme agama.
“Di Indonesia orang yang semakin tinggi gelar pendidikannya di IAIN atau UIN justru malah jadi liberal,” jelasnya dalam kegiatan seminar “Ada pemurtadan di IAIN” di Masjid Muhammad Ramadhan Bekasi Selatan, Ahad (13/01/2013).
Menurut Hartono, beberapa bukti liberalisasi agama lewat pendidikan bisa dilihat dari hadirnya gagasan pluralisme agama. Menurutnya, pluralisme agama adalah pendapat yang mengatakan semua agama adalah benar.
“Oleh karena itu maka pluralisme agama itu tidak normal, pluralisme agama adalah kemusyrikan baru,” jelasnya lagi.
Ia menambahkan, kelompok liberal sengaja mengusung pluralisme untuk mengaburkan kebenaran Islam itu sendiri.
“Kelompok liberal ingin umat Islam mentafsir ayat semaunya, hingga akhirnya umat dijauhkan dari kebenaran itu sendiri,” jelasnya. Dan hal tersebut menurutnya lebih berbahaya dari kristenisasi. Sebab menurut Hartono, kristenisasi merusak Islam dari luar, namun kelompok liberal merusak Islam dari dalam.
Data Palsu
Dalam paparannya, Hartono juga menjawab pernyataan Yeni Wahid dari The Wahid Institute di sebuah stasiun TV Nasional yang sempat mengatakan angka perkosaan di negara yang mewajibkan berjilbab jauh lebih tinggi dari negara yang tidak mewajibkan. Menurut Hartono, pendapat putri Gus Dur ini dinilai tidak mendasar dan telah menipu jutaan orang.
“Sifat-sifat seperti ini termasuk ciri orang-orang munafik,” jelasnya dalam kegiatan yang diselenggarakan di Masjid Muhammad Ramadhan Bekasi Selatan ini.
Hartono menganggap Yeni tidak pantas mengklaim diri sebagai intelektual. Sebab ciri seorang intelektual, kata Hartoni, tidak akan sesumbar apalagi sampai berani menyebarkan opini dengan data palsu.*