Hidayatullah.com–Masyarakat harus mencurigai adanya agenda tersembunyi dibalik konflik Suriah terhadap umat Islam. Demikian pendapat Suripto, mantan staf Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) dalam “Seminar Kemanusiaan Peduli Rakyat Suriah” di Jakarta, Sabtu (19/01/2013).
Menurut lelaki yang juga menjadi Ketua Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) ini permasalahan Suriah memang tidak bisa dilepaskan dari masalah akidah kelompok Islam Ahlus Sunnah dan kelompok Syiah.
“Apakah kelompok Syiah ini hanya ingin mempertahankan kekuasaan Bashar Al Assad saja atau justru ada hidden agenda dari negara lain seperti Iran yang membuat skenario yang lebih besar,” tegasnya.
Suripto yang mendengar bahwa pernah ada usaha pengiriman sukarelawan Indonesia untuk berjuang membela Bashar mengatakan, bukan tidak mungkin ‘agenda tersembunyi’ ini juga sudah masuk ke Indonesia.
Karenanya, Suripto mengingatkan agar masyarakat waspada dengan semua gerak-gerik yang mengancam instabilitas nasional. Salah satu contohnya seperti kasus Syiah di Sampang.
“Karena itu kita harus bisa menarik benang merahnya, jika benar, kita harus waspada dan melawannya,” tambahnya lagi.
Sementara menurut Rangga, salah satu relawan Hilal Ahmar membenarkan ada konflik akidah antara Sunni dan Syiah di sana. Lelaki yang sudah pernah masuk ke wilayah konflik Suriah ini bercerita adanya sentimen anti Sunni ini juga sampai ke wilayah Turki.
Dari kesaksiannya, Rangga menjelaskan bahwa banyak pengungsi Suriah yang diperlakukan seenaknya oleh para dokter yang tak berpaham Sunni di Turki.
“Salah satunya mereka mengamputasi bagian tubuh yang seharusnya bisa disembuhkan dengan jahitan ringan,” jelas Angga.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Angga bahkan menjelaskan kepada Suripto, bahwa Hilal Ahmar memiliki banyak data bahwa memang ada misi Syiahnisasi dibalik konflik Suriah. Di mana menurutnya, Bashar menjadi kunci penting dari misi Bulan Sabit Iran.
“Program Bulan Sabit Iran ini disebut juga The Empire Of Fatimiyah, ini adalah ambisi Iran untuk mensyiahnisasi Timur Tengah hingga ke Mesir, Suriah, Yordania, Iraq dan berakhir di Palestina,” jelasnya dalam seminar tersebut.*