Hidayatullah.com—Pakar pluralisme agama Dr. Anis Malik Toha menilai Konferensi Pemimpin Agama Muslim-Kristen Asia (The Conference of Muslim-Christians Religious Leaders of Asia) di Jakarta, Selasa (26-28 Februari 2013) di the Acacia Hotel, Jakarta Pusat merupakan melegitimasi hegemoni kelompok sekuler.
“Itu yang digalakkan sekarang tapi di sisi lain ini juga memang melegitimasi. Menurut saya melegitimasi hegemoni sekuler karena memang sekuler itu kan tidak menghendaki agama ikut campur dalam ranah public. Jadi memang sengaja agama ini hanya disekat pada wilayah-wilayah privat saja,” ungkapnya pada hidayatullah.com, usai mengikuti konferensi di Aula Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (27/02/2013).
Yang dimaksud legitimasi hegemoni sekuler dalam konforensi ini menurut Anis seperti melepaskan masalah-masalah agama dari ranah publik shingga acara ini hanya brsifat dialog non teologi (agama, red.)
Menurut Anis, legitimasi tersebut bisa diatasi dengan melakukan dialog yang intens antar penganut agama yang berbeda.
“Tapi menurut Al Farouqi itu bisa disiasati caranya dengan melakukan dialog yang intens antar penganut agama yang berbeda,” ujar dosen perbandingan agama di Dosen Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM) ini.
Jika dilakukan, menurut Anis, mau tidak mau akan terjadi suatu perubahan sikap. Di mana akan terjadi perubahan atau konversi menuju kebenaran yang menjadi concern bersama. Kendati demikian, kerjasama dalam bidang non teologi merupakan kerjasama antar agama yang memungkinkan untuk dilakukan.
“Untuk kerjasama antar agama yang bisa dilakukan memang pada level-level yang non teologi atau yang bisa disebut common-enemies (musuh bersama, red.),” ujarnya.
Seperti diketahui, konferensi bertema “Bringing A Common Word to Common Action for Justice” tersebut digelar oleh International Conference of Islamic Scholars (ICIS) bekerja sama dengan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) serta didukung oleh Federation of Asian Bhisop Conference (FABC) dan Christian Conference of Asia (CCA).*