Hidayatullah.com–Indonesia dan Jordania berencana menggelar Konferensi Islam tentang Pembangunan Peradaban dan Perdamaian Dunia di Jakarta, 23-24 April, guna menghidupkan kembali pesan-pesan perdamaian, sekaligus berupaya menghasilkan pembentukan International Islamic School Banking.
Menurut Sekjen Kementerian Agama Bahrul Hayat, konferensi itu diharapkan dibuka Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan ditutup Menteri Agama Suryadharma Ali.
Sebanyak 300 peserta dari 12 negara diharapkan hadir, yaitu Jordania, Brunei Darussalam, Papua Nugini, Jepang, Taiwan, Palestina, Rusia, Kamboja, Vietnam, Singapura, Malaysia, Serbia, Turki, Inggris, Mesir, Thailand, dan Timur Leste. Mereka para menteri agama, kalangan professional, akademisi, praktisi di bidang ekonomi.
Lima univeristas dilibatkan dalam event tersebut, yaitu Universitas Assyafiiyah, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Islam, Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Negeri Jakarta.
Bahrul Hayat menyatakan, konferensi tersebut dilatarbelakangi bahwa selama ini Indonesia dijadikan model kerukunan umat beragama. Kementerian Wakaf dan Agama Kerajaan Jordania dan Kementerian Agama RI bersepakat menggelar konferensi itu di Jakarta. Tentu dengan harapan dapat mengkaji dan menjelaskan peran Islam dalam pembangunan peradaban manusia yang bermoral.
Dan lebih penting lagi adalah mengkaji dan menjelaskan doktrin dan peran Islam dalam mengembangkan sumber daya manusia yang unggul, kompetitif, dan berakhlak, termasuk menjelaskan doktrin dan peran Islam dalam mewujudkan kesejahteraan umat.
Mantan Duta Besar Jordania Zainul Bahar Noor menambahkan, tak kalah penting, melalui konferensi tersebut dapat dipromosikan pesan-pesan Risalah Amman (Amman Message) dan kerukunan dalam beragama (interfaith dialogue) guna mewujudkan dunia yang damai.
Dalam konferensi itu juga akan dibahas bank wakaf. Karena itulah pihak perguruan tinggi dilibatkan dan diharapkan dapat memberi masukan secara akademis bagaimana membentuk model pembentukan bank wakaf. Wakaf di Indonesia memiliki potensi besar.
Ia mengatakan, dalam prespektif Islam perlu dikembangkan sumber daya manusia unggul dan bermoral, membangun ekonomi berkeadilan, dan membangun kesejahteraan umat. Faktor tersebut saling berkait dan menjadi persoalan yang harus dibahas.
Sejumlah narasumber yang akan menyampaikan paparannya, seperti diberitakan laman Kemenag, di antaranya Prof. Dr. Amir Al Hafi tentang dialog agama, budaya, dan peradaban dalam perspektif Islam, Prof. Dr. Muhammad Al Zaghul dan Prof. Dr. Ahmad Al Sa’ad yang akan menyampaikan pandangan tentang zakat dan wakaf untuk keadilan sosial dan perbankan Islam dalam menjaga stabilisasi ekonomi global. Sedangkan mantan Wapres Jusuf Kalla, Mendukbud Muh. Nuh, Komaruddin Hidayat, dan Muliman D Hadad akan menyampaikan pandangannya tentang agama, perdamaian dan peradaban dunia dan peran Islam dalam pembangunan ekonomi yang berkeadilan.*