Tamu peserta Silaturrahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah 2013 terus berdatangan. Hingga Rabu (19/06/2013) sudah lebih 2000 orang telah tiba kampus Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan.
Selain datang menggunakan meskapai udara, tak sedikit tamu yang datang menggunakan transportasi kapal laut. Terutama mereka yang berasal dari daerah Indonesia Timur.
Seperti puluhan peserta dari Papua yang menumpangi kapal laut via Makassar. Dari Manokwari mereka menumpang Pelni Dobonsolo.
“Rombongan dari Manokwari ada 14 orang dan 17 dari Sorong. Rombongan dari daerah lain dan ortom segera menyusul,” kata Ketua PW Hidayatullah Papua Barat, Nurdin Bonggo, dikutip dari harian Kaltim Post, Rabu.
Peserta dari Indonesia Timur lainnya, Muhammad Bashori, datang sekaligus memboyong sepeda motornya. Alasannya, agar mudah ke mana-mana nanti dan untuk menekan biaya yang, aku dia, memang sangat terbatas.
Dari tempat tugasnya di pedalaman Pasangkayu, Sulawesi Barat, Bashori menunggang motor membonceng istri dan 2 orang anaknya melewati wilayah Topoyo, Tarailu hingga ke Pelabuhan Belangbelang, Mamuju. Jarak yang ditempuh sepanjang 288 kilo meter.
Dari Mamuju ia bersama dengan belasan rombongan lainnya yang lebih dulu tiba di pelabuhan, naik kapal Pelni selama 20 jam menuju Balikpapan.
Jum’at malam lalu ia dan keluarga tiba di kampus Hidayatullah Gunung Tembak bersama New MegaPro 160 cc miliknya.
“Alhamdulillah, tiba dengan selamat, tidak kurang satu apa pun,” seloroh pria yang juga koordinator SAR Hidayatullah Mamuju ini saat dijumpai kemarin di rumah salah satu pengasuh pesantren.
Informasi yang dihimpun Kaltim Post, rombongan peserta lain dari berbagai wilayah juga mulai beranjak menuju Balikpapan. Sebagian peserta dari Jakarta, Jawa Barat, dan puluhan dari Maluku telah tiba kemarin dan menempati penginapan yang disediakan di lokasi acara.
Selain itu, ada kejadian unik yang terjadi di Parepare, Sulawesi Selatan. Kemarin arus massa dari kota Makassar, Gowa, Bone, Luwu, Bulukumba dan beberapa wilayah dari Sulawesi Tenggara, tanpa disengaja bertemu di kapal Pelni Umsini di Parepare tujuan Balikpapan.
Siaga Warga
Selain persiapan akomodasi, warga Gunung Tembak juga tampak sibuk mempercantik rumah rumah mereka.
Salah seorang ibu warga, Sakinah, 50 tahun, yang didatangi kemarin terlihat sibuk memperindah kediamannya yang sederhana dengan mengecet dinding rumahnya luar dalam.
“Kalau mau Silatnas langsung ingat masa lalu. Dulu juga seperti ini, semua warga berbondong-berbondong memperbaiki, percantik rumah. Kita dibantu santri,” ujar Sakinah mengenang.
Peserta wanita sudah berdatangan juga di Kampus Hidayatullah Gunung Tembak. Seperti beberapa rombongan dari Medan, Sumatera Utara. Juga peserta dari pedalaman Lasusua, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.
Seorang peserta wanita, Zakiah Setiawati, mengaku berangkat dari Lasusua dengan ketiga anaknya. Sementara suaminya akan menyusul jelang hari pembukaan Silatnas.
Pengurus Daerah Muslimat Hidayatullah (Mushida) Kolaka Utara ini memboyong sejumlah oleh-oleh khas dari daerahnya untuk dipajang di acara pameran dalam rangkaian acara Silatnas nanti.
“Kita membawa juga bahan-bahan kesenian dan foto kegiatan Mushida Kolaka untuk pameran,” tukas Zakiah.
Dari Sulawesi Tenggara selain Kolaka, akan menyusul juga peserta dari Baubau, Raha, Bombana, Watalara, Kendari, Konut, Unaha, Konsel, Kolaka, dan Ulukalo. Hampir seluruhnya naik kapal laut Pelni menuju Balikpapan.*