Hidayatullah.com–Indonesia dipastikan menjadi tuan rumah pertemuan komunitas internet dunia atau Internet Governance Forum (IGF) 2013.
Hal itu dipastikan pada Senin, (05/082013) hari ini oleh komunitas Internet Indonesia ketika berdialog dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring di kantor Kementerian Kominfo.
Sejumlah aspek yang diperlukan untuk menyiapkan perhelatan forum Internet global di Bali tersebut, termasuk ketersediaan dana penyelenggaraan, telah tuntas disiapkan.
“Saat ini, saya dan jajaran Kementerian Kominfo akan melakukan segala upaya yang diperlukan agar Host Country Agreement segera ditandatangani oleh Indonesia dan PBB, sebagai landasan terpenting pelaksanaan IGF 2013,” kata Tifatul Sembiring dalam rilis Humas Kominfo diterima Hidayatullah.com, Senin (05/08/2013).
Pernyataan Menkominfo itu menegaskan harapan yang juga disampaikan oleh perwakilan Sekretariat IGF dari PBB, Chengetai Masango, yang turut hadir pada pertemuan itu melalui teleconference dari Jenewa.
Tifatul menyatakan dukungan komunitas dan atau organisasi Internet Global dalam persiapan IGF 2013 sangatlah positif dan melegakan.
“Untuk itu, pemerintah Indonesia berterimakasih kepada komunitas Internet Indonesia, regional dan global sehingga IGF 2013 bisa tetap berjalan di Bali sesuai rencana,” tegas Tifatul.
Turut hadir mewakili komunitas Internet dalam dialog dengan Menteri Kominfo itu Pengelola Nama Domain Indonesia (PANDI), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), ICT Watch, HIVOS, Indonesia Civil Society Network for Internet Governance (ID-CONFIG) dan sejumlah komunitas dan organisasi Internet regional dan global.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo, Gatot S. Dewa Broto, menjelaskan pertemuan global Internet Governance Forum (IGF) ke-8 direncanakan akan dilangsungkan di Nusa Dua Bali pada tanggal 22-25 Oktober 2013 dan rencananya akan dihadiri sekitar 2500 para pemangku stakeholder di bidang Internet.
Ia menjelaskan, konferensi global IGF itu sendiri terkait erat dengan Deklarasi Millennium Development Goal (MDG) No. 555/2 tahun 2000 dan Kesepakatan World Summit on the Information Society (WSIS) No. 060/1/2005.
Dalam konteks kepentingan dalam negeri, pelaksanaan Global IGF ke-8 di Indonesia dinilai akan memperkuat posisi Indonesia sebagai poros penting Internet global.
Pelaksanaan IGF itu juga dianggap akan menjadikan Indonesia sebagai sumber belajar bagi negara lain, membuka peluang komunitas Indonesia mulai berkiprah secara global, dan membuka potensi kerjasama dan alih pengetahuan antar pelaku kunci.
“Juga mendorong dialog tata-kelola Internet yang inklusif, transparan, akuntabel, egaliter dan melibatkan pemangku kepentingan majemuk,” tandas Gatot.*