Hidayatullah.com–Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Selasa (17/5) kemarin melakukan aksi damai di depan kantor Kedutaan Besar Uzbekistan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Organisasi Islam ini menentang pemerintahan Uzbekistan di bawah Presiden Karimov yang dianggapnya telah menebar fitnah tentang organisasi mereka di negara itu.
Massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) kemarin menggelar unjuk rasa di depan Kedubes Uzbekistan di Menara Mulia lantai 24. Aktivis HTI datang dengan membawa poster berisi kecaman.
"Karimov berupaya mengalihkan perhatian publik dari aksi pembantaian yang dilakukannya pada hari Jumat, 13 Mei lalu di Andijan, dengan mengambinghitamkan Hizbut Tahrir," ujar Muhammad Ismail Yusanto, juru bicara HTI, dalam orasi yang digelar di halaman Menara Mulia, tempat Duta Besar Uzbekistan untuk Indonesia berkantor.
Ismail Yusanto mempertanyakan sikap negara-negara barat dan negara Islam lain yang tidak menganggap perlakuan Karimov sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Kebijakan ekonomi yang diberlakukan Karimov, jelas Yusanto, merupakan cara kapitalis. Ini mempertegas dirinya sebagai antek Amerika. Tambah dia, sebelum menjadi negara tersendiri, Karimov dikenal luas sebagai orang kepercayaan Soviet dan komunis. "Dia Islam, tapi ideologi dan tindakannya komunis," tegasnya.
Sebelumnya, Ahad kemarin, Hizbut Tahrir ikut dipojokkan Presiden Uzbekistan, Islam Karimov atas terjadinya demo berdarah yang telah menewaskan setidaknya 600 orang.
Namun tuduhan itu langsung dibantah wakil organisasi Hizbut Tahri di Inggris, Imran Waheed. Karimov, menurut Waheed, hanya berupaya untuk mengalihkan perhatian dari aksi pembantaian berdarah dingin yang dilakukannya terhadap ratusan penduduk sipil yang berunjuk rasa di Andijan, termasuk kaum wanita dan anak-anak yang tidak bersenjata.
"Hal ini jelas bertentangan dengan fakta, bahwa Hizbut Tahrir secara tegas menolak penggunakan cara-cara kekerasaan, penggunaan senjata sebagai medote untuk mendirikan Khilafah Islam. Setelah beberapa dasawarsa ditindas oleh para penguasa di dunia Islam, partai ini tidak pernah menyimpang sedikitpun dari garis perjuangannya, yang tanpa kekerasan, " tambah Ismail Yusanto dalam press releasenya yang dimuat di situs resminya, http://hizbut-tahrir.or.id.
Hizbut Tahrir sangat dilarang pemerintah negara Uzbekistan. Semenjak berkuasa, Presiden Karimov dikenal sangat kejam dengan aktivis dan gerakan Islam. Salah satu yang sering menjadi sasaran adalah kelompok Hizbut Tahrir. Di mana anggotanya banyak dipenjarakan tanpa melalui proses pengadilan. (cha, berbagai sumber)