Hidayatullah.com– Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menyampaikan penghargaan dan doa yang tulus Yang Mulia (YM) Duta Besar Mesir untuk Indonesia Bahauddin di Jakarta. Namun tak lupa, MIUMI juga memintanya mundur jika tak setuju pembataian.
“Semoga sehat wal afiat dan sukses melaksankan tugas-tugas diplomatik di Kedutaan Mesir di Jakarta. kami sampaikan kepada YM Dubes rasa belasungkawa mendalam kepada keluarga para syuhada dan yang terluka dalam peristiwa berdarah di Monumen Sadat, dan Lapangan Rabi’ah dan Al-Nahdah di Kairo. Semoga Allah merahmati mereka dan memberikan kesabaran kepada keluarga merekam. Oleh sebab itu, kami menghimbau dan meminta YM Dubes Bahauddin untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai protes atas keburukan manajemen krisis di Mesir,” demikian isi surat MIUMI yang kemarin disampaikan ke kantor Kedutaan Mesir.
Menurut MIUMI, surat ini disampaikan atas nama umat Islam di Indonesia atas banyaknya protes keras terhadap metode pembubaran paksa aksi sit ins (I’tishom) dan demonstrasi pendukung pro mantan Presiden Mursy di Lapangan Rabi’ah Al-Adawiya dan Al-Nahdah yang telah menewaskan warga-warga sipil.
Bagi MIUMI, kekerasan itu berlawanan dengan kehormatan patriotisme militer dan polisi Mesir.
“Rasa sakit yang dialami saudara kami di Mesir sungguh sangat menyakiti kami juga Bangsa Indonesia yang sedang merayakan HUT Proklamasi RI ke-68. Karena Mesir adalah negara berdaulat pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada bulan Maret 1946, dan memback-up diplomasi Indonesia di Liga Arab dan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB),” demikian surat yang ditandatangani Bachtiar Nasir, Sekretaris Jenderal MIUMI Pusat.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Perhatian MIUMI terhadap peristiwa tragedi di Mesir ini dinilai bukanlah bentuk intervensi terhadap kondisi perpolitikan dalam negeri Mesir. Namun sebagai bentuk keprihatinan.
Oleh sebab itu, desakan MIUMI yang meminta YM Dubes Bahauddin mengundurkan diri dari jabatannya adalah protes atas keburukan manajemen krisis di Mesir dan agar Bahauddin tidak dianggap menjadi bagian dari rejim yang melakukan kejahatan kemanusiaan.*