Hidayatullah.com— Panglima Divisi (Pangdiv) I Kostrad Mayjen TNI Daniel Ambat, mengatakan masyarakat Indonesia harus bangga menggunakan produk bangsa sendiri dan tidak inferior dengan bangga menggunakan produk-produk buatan luar negeri.
“Kenapa kita bangga membeli produk-produk luar, padahal kita di sini berlimpah produk dalam negeri yang jauh lebih hebat dan berkualitas,” kata Mayjen TNI Daniel Ambat saat beraudiensi dengan Walikota Depok Nurmahmudi Ismail yang dihadiri hidayatullah.com, Kamis (30/08/2013).
Daniel Ambat menuturkan, cinta produk dalam negeri merupakan bentuk nasionalisme yang perlu dijaga. Sebagai bangsa yang besar Indonesia tidak kalah dengan negara lain termasuk dalam masalah pertahanan.
“Kita harus bangga dengan apa yang kita miliki. Ini merupakan bagian dari spirit kebangsaan yang akan menunjukkan bahwa kita adakah negara yang kuat,” tukasnya.
Kita, lanjut Ambat, tidak boleh kalah dengan negara Singapura yang memiliki letak geografis yang tak terlampau luas laiknya Indonesia, namun inspiratif mampu menjadi negeri yang mandiri. “Singapura itu kan tidak punya hutan tapi mereka pengekspor kayu”.
Lanjut Ambat, itu merupakan dorongan kepada masyarakat Indonesia untuk selalu membangun bangsa dalam persatuan yang dijiwai oleh semangat cinta tanah air.
Sementara, Walikota Depok Nurmahmudi Ismail yang menerima rombongan Panglima Kostrad, menyatakan kebanggaannya atas prestasi TNI dalam kancah internasional. Menurutnya, capaian itu menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang hebat.
Seperti diketahui, TNI suskes menjadi Juara Umum di Australian Army Skills at Arms Meeting (AASAM) yang iikuti 18 negara Asia-Pasifik. Indonesia meraih 17 medali emas dan 6 kali menang berturut-turut. Hebatnya lagi, TNI dalam ajang bergengsi itu menggunakan senjata buatan dalam negeri PT Pindad Bandung.
Pertemuan yang berlangsung lebih dari 1 jam itu menelurkan kesepakatan bersama antara Pemkot Depok dan Kostrad untuk melakukan kerjasama pengelolaan sampah di wilayah itu.
Kata Nurmahmudi, Kostrad secara umum memiliki lokasi yang sangat luas jadi lebih eco-friendly. Sehingga ia mengharapkan pengelolaan sampah secara umum di kota ini dapat merujuk ke sana.
“Mencari solusi untuk mengendalikan dan penampungan sampah sementara. Solusi kerjasama ini baik sekali, tenaga, keahlian harus dipelajari dulu. Akan ada pelatihan-pelatihan,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi Kostrad yang bermarkas di Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, ini yang telah mendirikan Rumah Pintar yang mendukung program Kota Depok sebagai Kota Layak Anak.
“Masyarakat belum ke Rumah Pintar milik Kostrad boleh jadi karena memang belum tahu, atau boleh jadi karena takut sama yang baju loreng-loreng,” selorohnya seraya disambut tawa.
Walikota Nurmahmudi berharap Rumah Pintar yang dikelola Kostrad ini bisa dinikmati juga oleh masyarakat luas. “Agar masyarakat tahu, oh ternyata tentara itu bisa senyum ya, bisa tertawa. Karena baju loreng-loreng itu milik kita semua,” selorohnya.*