Hidayatullah.com—Berdasarkan keputusan pemerintah sementara Mesir, tentara tidak akan lagi bersumpah setia langsung kepada presiden pemimpin republik. Sebuah keputusan yang menurut analis menegaskan independensi militer terhadap kontrol penguasa sipil.
Tentara Mesir akan mengucapkan sumpah “melaksanakan perintah pemimpin saya,” demikian menurut sumpah setia yang diamandemen, menghilangkan kata-kata “saya akan loyal kepada presiden republik ini.”
Dilansir Reuters, keputusan itu dikeluarkan pada hari Selasa (27/8/2013) oleh presiden sementara Mesir Adly Mansour, pemimpin pemerintahan yang dibentuk militer setelah melakukan kudeta atas presiden Mursy 3 Juli lalu.
Jurubicara militer Ahmad Ali kepada Reuters mengatakan, “Itu merupakan sebuah perubahan positif. Hal itu dimaksudkan agar tidak menjadikan sumpah tersebut personal. [Kalimat] itu sudah mencakup rujukan ke presiden, sebab dia merupakan pimpinan tentara.”
“Cara ini menjadikan loyalitas ditujukan kepada kepemimpinan bukan kepada seseorang,” imbuh Ali.
Dirancang Al-Sisi
Nathan Brown seorang profesor di Universitas George Washington dan pakar Mesir terkemuka mengatakan, mencermati teks sumpah tentara yang baru itu sepertinya merupakan rancangan yang diberikan kepada presiden oleh Panglima Angkatan Bersenjata Mesir Jenderal Abdul Fattah al-Sisi.
Al-Sisi yang memimpin kudeta terhadap Mursy, saat ini juga menjabat sebagai wakil presiden dan menteri pertahanan dalam pemerintah sementara pascakudeta.
“Menurut saya tidak ada seorang pun yang percaya kalau ini merupakan inisiatif dari presiden,” kata Brown.
“Singkatnya, ini merupakan langkah inisiatif militer, yang distempel oleh seorang pejabat presiden,” imbuh Brown.
Brown juga mencatat, berbeda dengan negara lain di mana tentara “bersumpah setia kepada konstitusi dan hukum”, di Mesir dengan ikrar yang diubah seperti sekarang menunjukkan bahwa tentara tidak lagi berjanji patuh pada “pemimpin sipil apapun, hukum dan juga prosedur.”*