Hidayatullah.com — Masyarakat Gorontalo dikenal sebagai masyarakat yang jujur, apa adanya, dan memiliki tradisi kesantunan dalam kehidupan sosial. Orang Gorontalo harus menjaga nilai-nilai mulia tersebut.
Demikian disampaikan dai muda kondang asal Manado-Gorontalo Ustadz Rizal Kasim, M.Si dalam acara Halal bi Halal dan silaturrahim warga Gorontatlo yang tergabung dalam organisasi perantauan Huyula Heluma Lo Hulontalo (Lamahu) di Hotel Wiyata, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (31/08/2013).
“Orang Gorontalo dikenal dengan budaya interaksi yang apa adanya dan kejujurannya. Sehingga orang Gorontalo harus selalu menjaga kepercayaan, menjaga spirit Al Amin,” kata Rizal Kasim.
Pembina Majelis Ilmu dan Dzikir Remaja Tadzkirah Manado ini, mengatakan ada banyak bahasa daerah yang terdapat di Gorontalo seperti yang cukup dikenal bahasa Gorontalo, Suwawa, dan bahasa Atinggola.
Namun, lanjutnya, kemajemukan bahasa suku itu diharapkan tidak mereduksi budaya masyarakat Gorontalo yang santun dan apa adanya.
“Bahasa Gorontalo itu merekatkan kebersamaan. Seperti, ketika menyapa orang yang agak pendek dipanggil kape, kalau tinggi dipanggil kapanja. Ada sapaan patingki, ada pakade. Sapaan-sapaan disampaikan dengan penuh kekerabatan,” ujar Ustadz Rizal.
Rizal menyampaikan, pertemuan masyarakat Gorontalo rantau dalam silaturrahim itu didasari atas ukhuwah Islamiyah yang diikat oleh kalimat Laa ilaaha Ilallah.
“Kalimat Laa ilaaha illallah yang telah mempersaudarakan dan menyatukan kita di sini. Kalau kita hanya dipersatukan oleh Grontalo, mustahil kita bersatu di sini,” ujar Rizal pada momentum silaturrahim Syawal masyarakat Gorontalo perantauan itu.
Ia melanjutkan, walaupun kita berbeda suku, berbeda ras, dan berbeda bangsa, kita dipersatukan oleh kalimat Tauhid. Kita memang berbeda pendapat dan pendapatan, tapi kita jangan sampai saling mendengki, tukasnya.
“Tidak sempurna keimanan seorag Muslim sebelum ia mencintai saudaranya sendiri. Semoga kita termasuk dalam cinta Allah,” tandasnya.
Silaturrahim masyarakat Gorontalo yang tergabung dalam organisasi perantauan Huyula Heluma Lo Hulontalo (Lamahu) itu dihadiri juga oleh sejumlah tokoh seperti mantan Menteri Pemuda Adhyaksa Dault, Walikota Depok Nurmahmudi Ismail, dan muspida Provinsi Gorontalo.*