Hidayatullah.com–Elemen dari beberapa organisasi aktivis perempuan mendeklarasikan berdirinya Forum Persaudaraan Untuk Anak dan Perempuan (FPUAP). Forum bertemu guna memperjuangkan perhelatan Miss World di Indonesia yang berlangsung di Bali dan puncaknya akan dilaksanakan di Jakarta.
“Kegiatan ini harus dibatalkan,” jelas presidium Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) Dr Azizah, MA saat deklarasi FPUAP di Jakarta, Senin (02/09/2013).
Sementara itu, Rita Soebagyo dari Komunitas Muslimah untuk Kajian Islam (KMKI) yang dipilih menjadi ketua FPUAP menilai, permasalahan Miss World bukan hanya soal umat Islam semata tapi ini masalah harkat kewanitaan.
“Miss World ini bisnis waralaba di mana wanita dijadikan objek untuk dijual, ini bukti bahwa Miss World memang mengeksploitasi wanita,” jelas Rita kepada peserta deklarasi FPUAP.
“Ini kapitalisasi perempuan,” tambahnya lagi.
Sementara Vira, aktivis dari Adara Relief International Foundation (ARIF) menjelaskan isu bahwa Miss World memfasilitasi penilaian wanita pada intelektualitasnya hanyalah pemanis belaka. Faktanya terjadi banyak pelecehan seksual kepada para wanita dibelakang layar kegiatan tersebut.
“Ini diakui oleh Miss Indonesia 2007 yang pernah ikut dalam ajang tersebut,” tegas Vira lagi.
Tidak kalah kritisnya, Eka Shanti dari Muslimah World Foundation (MWF) menegaskan masalah pelecehan perempuan terutama muslimah di dunia adalah sangat tinggai. Tidak mungkin seorang muslimah diam ketika melihat ada eksploitasi dan kapitalisasi perempuan sedemikian rupa di negeri mayoritas beragama Islam.
“Ini bukan gerakan anti Donal Trump, Hary Tanoe atau Muryati Sodiebyo, menolak Miss World adalah gerakan edukasi agar masyarakat cerdas melihat kegiatan yang bathil dan kegiatan yang haq dan ikut serta melawaan kebatilan tersebut,” lantang Eka Shanti sampaikan pendapatnya di acara deklarasi tersebut.
Sementara Yuli, Ketua Ummahatul Muslimin Indonesia (UMI) mengajak seluruh ibu rumah tangga dan aktivis perempuan untuk ikut serta menyurati Ibu Ani Yudhoyono. Sebagai perempuan nomor satu di Indonesia, Istri presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu harusnya mendengarkan aspirasi wanita Indonesia untuk menentang kapitalisasi perempuan di ajang Miss World tersebut.
“Miss World tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia, terlebih Indonesia dihuni oleh mayoritas beragama Islam,” jelasnya berapi-api.
Kegiatan deklarasi ini juga dihadiri oleh tokoh dari Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) seperti Bachtiar Nasir, Adnin Armas,MA, Fahmi Salim.Lc, Asep Sobari.Lc, Zaytun Rasmin dari Wahdah Islamiyah. Juga ada juga Neno Warisman.
FPUAP sangat yakin jika Miss World tidak dibatalkan maka kegiatan serupa dalam bentuk miss miss-an lain seperti Miss Universe juga akan menyusul diadakan di Indonesia.*