Hidayatullah.com– Pimpinan Majelis Az-Zikra KH. Muhammad Arifin Ilham mengatakan bahwa merdeka yang hakiki adalah merdeka hati dari ilah, tuhan tuhan selain Allah (merdeka dari perbuatan syirik, kufur, dan fasik,red).
“Merdeka dari tipu daya dunia (serakah, bakhil, belum merdeka), merdeka dari nafsu (pezina, pemabuk, pejudi, pemarah, belum merdeka), merdeka dari keakuan diri (sombong, hasud, riya, belum merdeka), merdeka dari kebodohon (malas belajar, malas ngaji, belum merdeka), merdeka dari syetan (percaya dukun, zimat, sesajen, ramalan, malas ibadah, belum merdeka),” demikian tulis Arifin Ilham dalam akun facebooknya dikutip hidayatullah.com, Ahad (16/08/2015).
Selain itu, tulis Arifin Ilham, merdeka dari sifat zholim (pencuri, koruptor, hianat, penipu durhaka, belum merdeka) dan merdeka dari kezholiman (para pemimpin yang khianat, ingkar janji dan berani langgar sumpah, para penjajah maka rakyatnya, belum merdeka).
“Dengarkan kalam Allah, ‘Barang siapa yang Allah selamatkan dari siksa neraka Jahannam, dan Allah masukkan ke dalam syurga-Nya di akhirat, kelak itulah hamba Allah yang merdeka!,” tegasnya mengutip Qur’an Surat Ali Imron ayat 185.
Jadi, menurut Arifin Ilham, hamba yang merdeka itu adalah hamba Allah yang beriman sehingga sangat takut berbuat maksiat, istiqomah dengan kemuliaan akhlaknya, terutama sifat rendah hati dan kedermawanan, cinta umat manusia terutama dengan saudaranya yang seiman dan menghormati perbedaan.
“Mencintai negerinya, keluarganya, para gurunya, sahabatnya, para dhuafa serta orang-orang yang tertindas, sehingga Allah wafatkan mereka dalam keadaan husnul khotimah dan masuk Syurga Firdaus-Nya, Aamiin..,”
KH Muhammad Arifin Ilham merupakan salah satu tokoh Islam Indonesia yang mendukung serta mengikuti gelaran Parade Tauhid Indonesia di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ahad (16/08/2015).
Dari pantauan hidayatullah.com di lokasi parade, Arifin Ilham memimpin dzikir di atas panggung sebelum peserta parade diberangkatkan dari Gelora Bung Karno menuju Bundara HI untuk melakukan pawai dengan membentangkan spanduk bertuliskan ‘laa illaaha illallah’ sepanjang 3 kilometer.*