Hidayatullah.com– Pimpinan Umum Hidayatullah Ustadz Abdurrahman Muhammad mengimbau jamaahnya untuk merebut shaf terdepan di masjid. Dia juga mengimbau agar para ustadz di ormas ini tidak masbuk saat shalat berjamaah.
“Jangan pernah ada pemimpin Hidayatullah masbuk dalam shalat jamaah. Artinya pemimpin Hidayatullah harus shalat jamaah. Karena yang paling diperintahkan dalam al-Qur’an, ‘Jaga shalat-jaga shalat!’,” serunya di depan para ustadz dan santri usai shalat Shubuh berjamaah di Masjid Ummul Quraa, Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat, Jumat (04/10/2013).
Ustadz Abdurrahman juga menyerukan warganya tidak saling sorong ke shaf terdepan saat shalat jamaah.
“Kalau dalam ibadah jangan suruh orang (duluan),” serunya, seraya berkata, jika dalam hal dunia sebaiknya saling mempersilahkan.
Menurutnya, jika kedua sikap positif ini terus dijaga para ustadz di Hidayatullah, akan menjadi contoh yang baik bagi para santri dan masyarakat umum.
Dengan menjaga shalat, lanjutnya, maka moral warga Hidayatullah akan terjaga. Dengan terjaganya moral, kepribadian akan terbangun.
“Aktifitas moralitas itu berhubungan dengan diri, dengan alam. Bagaimana kita membangun diri kita, terlihat moral kita. Di sana ada keindahan, keramahan,” terangnya pada kesempatan yang dihadiri peserta Dauroh Murobbi Wustho Nasional itu.
Abdurrahman juga mengatakan, ibadah merupakan patokan waktu bagi setiap Muslim. Maka kehidupan warga Hidayatullah harus disesuaikan dengan rancangan Allah.
“Patokan waktu orang Islam, shalat patokan waktunya,” tegasnya.
Menjalankan ibadah dan amal shaleh pun, kata Abdurrahman, harus berkesinambungan. Keduanya merupakan identitas seorang Muslim.
“Diperintahkan shalat ya shalat, diperintahkan infaq ya infaq, terus menerus. Itu namanya orang tercerahkan. Bukan musiman,” jelasnya.
Abdurrahman pun menyerukan jamaahnya terus menjaga kebiasaan shalat malam. Dengan shalat malam, Allah Subhanahu Wata’ala diyakini akan memberikan pemahaman dan pencerahan.
“Kalau yang namanya kader pejuang tidak boleh tidak shalat malam. Kalau tidak shalat malam berbahaya. (Bisa) menganggap diri kita itu pintar, bukan Allah. Padahal kita itu bodoh,” tegasnya.*