Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Hidayatullah.com — Rentenir berkedok bank keliling semakin marak di berbagai wilayah. Tak terkecuali di Kota Depok, Jawa Barat. Rupanya bank keliling yang memberi pinjaman uang kepada masyarakat berekonomi menengah ke bawah dengan suku bunga selangit ini meresahkan banyak pihak.
Salah seorang warga di Depok, sebut saja namanya Desi, seperti dikutip harian lokal Montior Depok (Monde) baru baru ini mengaku resah dan tersiksa karena lilitan bunga selangit oleh pinjaman bank keliling yang ditimpakan padanya.
Tak hanya Desi, masih banyak suara-suara perih atas perilaku rente oknum bank keliling yang dinilai menerapkan suku bunga tidak wajar ini.
Menanggapi masalah tersebut, Dinas Sosial Pemerintah Kota Depok mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap setiap jeratan rentenir berkedok apapun. Aksi rente merupakan jebakan yang perlu terus diwaspadai.
“Praktik rentenir berkedok bank keliling ini perlu diwaspadai, masyarakat harus berhati-hati,” kata Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Depok, Diah Sadiah, kepada hidayatullah.com beberapa waktu lalu.
Diah mengingatkan, sejatinya upaya jeratan utang seperti bank keliling dapat diatasi dengan adanya kesadaran dalam diri untuk hidup hemat, ekonomis, dan proporsional.
“Hidup hemat berarti itu tidak perlu serakah, tidak semua keinginan harus dipenuhi. Juga proporsional dalam membelanjakan uang. Kita memang memiliki banyak keinginan, tapi beli yang dibutuhkan saja. Bedakan antara keinginan dengan kebutuhan,” kata Diah.
Dengan kembali kepada pola hidup sehat, hidup sederhana, dan hidup proporsional, jelas Diah Sadiah, hal itu dapat meredam dorongan-dorongan keinginan yang boleh jadi memang tidak dibutuhkan oleh kita.
“Lilitan kredit dengan bunga tinggi adalah jeratan-jeratan yang harus selalu diwaspadai. Terutama kita harus lebih memahami agama sebagai solusi setiap masalah,” ujar Diah memungkasi.
Sebagaimana diketahui, kini marak bank keliling. Disebut bank karena dapat mengeluarkan uang, terutama memberikan pinjaman kepada orang-orang yang membutuhkan. Mereka berkeliling menawarkan pinjaman ke rumah rumah, terutama kepada kalangan menengah ke bawah.
Namun tak jarang masyarakat yang tidak memiliki usaha sama sekali, tetapi butuh uang, mereka akan membuat keterangan palsu memiliki usaha agar mendapatkan pinjaman. Pasalnya untuk pinjam di bank konvensional tidak mungkin sebab penghasilan mereka tidak memenuhi syarat untuk bisa mendapatkan pinjaman.
Umumnya oknum yang bertindak sebagai bank keliling sangat ramah dan baik. Itu sebabnya kemudian banyak orang yang tergiur dan terdaftar sebagai peminjam. Banyak peminjam yang tidak terlalu menyadari bahwa kelak mereka akan dijerat kompensasi kepada pemberi pinjaman dengan suku bunga selangit.*