Hidayatullah.com—Sebagai bentuk sosialisasi pada masyarakat tentang ajaran dan pemikiran Syiah yang sedang banyak dibicarakan. Beberapa anak-anak muda melakukan sosialisasi dengan bagi-bagi buku gratis.
Anak-anak muda Jakarta ini melakukan bagi-bagi buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia (MDMPSI)” terbitan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Syifa Azzahra, Mahasiswi STIU Al Hikmah, Jakarta, mengatakan ide pembagian buku gratis ini karena buku anjuran MUI ini tidak merata dibaca masyarakat.
Menurutnya, gencarnya pembagian buku diberbagai masjid ibukota, hanya saat ramainya pemberitaan tentang Syiah, misalnya tentang Peerayaan Idul Ghadir dan Hari Asyura belum lama ini.
Selanjutnya, sosialisasi buku dirasakannya mengalami penurunan.
Karenanya agenda liburan semester yang dimulai pekan depan, akan digunakannya untuk membagi-bagikan buku tersebut di kampungnya, Karawang, Jawa Barat.
Perempuan berusia 19 tahun itu sudah menyiapkan 50 buku yang didapatnya dari seorang teman yang membeli dari MUI.
Syifa menyarankan pada Majelis Ulama Indonesia (MUI), untuk lebih aktif lagi membagikan buku sampai ke pelosok daerah.
“Remaja masjid kota sudah lebih familiar. Tapi bagaimana dengan masjid-masjid di perkampungan?, ” ujarnya.
Berdasarkan info yang didapatnya, persebaran Syiah justru merangsek pada daerah pelosok.
“Sosialisasi itu seharusnya berlanjut. Ada berapa ratus juta umat Muslim di Indonesia? Perlu intensif, terus menerus menyebarkan buku itu sampai ke pelosok,”tutur Susi yang ditemui hidayatullah.com, Jum’at, 10 Januari 2014 lalu.
Termasuk Aparat Keamanan
Perempuan itu ditemui seusai membagikan sekitar 1600 buku di Masjid Agung Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob), Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Sudah empat minggu berturut-turut, setiap Jum’at, Susi bersama tim membagikan ribuan buku MDMPSI ke berbagai instansi pemerintah terutama instansi militer dan pertahanan. Kedua instansi tersebut menjadi lokasi prioritas saat ini. Menurutnya, aparat harus tahu masalah ini, agar tidak terjadi musibah sebagaimana di Suriah.
“Kita nggak mau kecolongan seperti di Suriah di mana Syiah menguasai negara dengan masuk ke pemerintahan dan departemen pertahanan,”papar Susi.
Susi mengaku beruntung karena penyebaran buku ini dapat bantuan dari donatur. Menurutnya, sudah sekitar 13 ribu buku yang telah dibagikan sejak tanggal 21 Desember 2013.
Sebagai Koordinator pembagian buku tersebut, Susi turut membagi-bagikannya. Respon positif didapatkannya. Bahkan, para anggota Mako Brimob antusias ikut membagikan.
Pun begitu, selalu ada pertanyaan yang mengawali pembagian buku.
“Biasanya seputar tujuan pembagian, apa isi buku dan apakah ada hubungannya dengan politik,”ungkapnya.
Pada setiap instansi yang dimasukinya, Susi menjelaskan kedatangannya supaya tidak terjadi salah paham.
Namun, ada saja oknum yang memandang sinis.
“Ada yang bilang, sudahlah tidak usah mendiskreditkan aliran lain. Biarkan jika ada orang memilih Syiah. Yang penting negara ini aman dan kita masih bisa ke masjid,”tutur Susi menirukan omongan oknum yang sinis tersebut.
Namun bagi Susi, penyebaran ke tengah masyarakat penting dilakukan, mengingat, buku ini sudah merupakan kajian dan rujukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) lembaga agama paling berkompeten di Indonesia.*