Hidayatullah.com- Sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun kesehatan sudah menjadi aspek penting dalam berislam. Hal ini disampaikan Pimpinan Umum Hidayatullah Abdurrahman Muhammad saat penutupan kegiatan Upgrading Terapis Thibbun Nabawi – Hidayatullah di Cilodong, Depok, Jawa Barat.
“Bahagian daripada membangun peradaban Islam ini adalah dunia kesehatan. Kalau Nabi ya memang berdoa bagaimana supaya diberi kesehatan oleh Allah Subhanahu Wata’ala,” ujarnya Ahad, (23/02/2014) malam di depan puluhan peserta pelatihan.
Dalam membangun peradaban Islam, lanjutnya, Nabi telah jelas menegaskan bahwa orang sehat lebih baik dari orang sakit-sakitan. Sehingga umat Islam harus sehat.
“Bahwa orang Mukmin yang kuat lebih baik daripada orang Mukmin yang lemah. Walaupun tidak sekedar sehat secara fisik saja. Tapi sehat secara psikis,” imbuhnya.
Abdurrahman mengatakan, ada harapan kebangkitan Islam melalui pengobatan ala Nabi tersebut. Karena sudah terlihat potensi dan modal yang dimiliki umat saat ini.
“Bukan suatu khayalan kalau memang hal ini digerakkan untuk menjadi paling tidak bahagian daripada kebangkitan umat ini. Atau menjadi promotor daripada kebangkitan,” ujarnya.
Agar kebangkitan itu bisa terwujud, maka diperlukan berbagai perangkat pendukungnya. Misalnya, menurut Abdurrahman, perlu diadakan rumah-rumah sehat se-Indonesia. Tempat ini dikemas semenarik mungkin agar umat terpikat.
“Selain memang menarik untuk dikunjungi, ada plusnya karena ada syariahnya ini,” ujarnya mencontohkan.
“Karena itu memang saya terlalu yakin bahwa kalau ini bisa membangun model rumah sehat, itu pasti akan menarik. Dan itu memang harus diperjuangkan seperti itu,” lanjutnya.
Perjuangkan Thibbun Nabawi
Abdurrahman mengatakan, eksistensi Hidayatullah adalah lembaga perjuangan umat Islam, termasuk yang diperjuangkan adalah kesehatan umat.
“Jadi semuanya harus bergerak. Tentu saja pergerakan kita ini adalah pergerakan yang didasari oleh pertama keilmuan. Karena itulah bahwa kita hadir di sini untuk upgrade. Meng-upgrade keilmuan kita yang tadi dikatakan adanya standardisasi (thibbun nabawi. Red),” cetusnya.
Abdurrahman mengatakan, hakikat medis moderen saat ini berasal dari dunia Islam. Disebutnya Ibnu Sina sebagai ahli kesehatan pada masanya. Yang kemudian prinsip keilmuan Ibnu Sina dikembangkan oleh Barat.
“Cuman karena mereka (Barat. Red) tidak punya paradigma standar, ideologi, ya itulah sehingga keluar, campur aduk antara syirik, antara yang haram, antara subhat,” tambahnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Abdurrahman juga menyinggung menjamurnya di Indonesia produk farmasi yang dinilai masih banyak yang subhat. Untuk mengimbanginya perlu dihadirkan obat-obatan yang halal dan baik terlebih dahulu.
“Buat saja yang terbaik. Sehingga orang nanti pelan-pelan akan memilih. Baru kita akan mengatakan inilah buktinya bahwa produk kesehatan yang (selama ini. Red) memang membahayakan secara rohani atau secara imani dan juga membayahakan secara kesehatan,” harapnya.
Pelatihan thibbun nabawi tersebut diprakarsai Asosiasi Pengusaha Hidayatullah (APHIDA). Berlangsung sejak Jumat (21/02/2014), diikuti sekitar 26 peserta dari berbagai Pimpinan Wilayah Hidayatullah se-Indonesia.*