Hidayatullah.com—Diperkirakan mulai Oktober 2014 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah tidak lagi menjadi tuan rumah di Istana Negara. Namun, sekalipun masih enam bulan akan mengakhiri jabatannya, ternyata SBY sudah mulai berkemas.
Semenjak Selasa (15/04), hampir sepekan pascapemilihan umum legislatif digelar, dua truk berwarna kuning dan putih, serta satu mobil boks mengangkut barang-barang pribadi milik presiden dan ibu negara ke luar istana.
Saat pengangkutan ke dalam truk, tidak terlihat barang apa saja yang dibawa. Semua sudah terbungkus rapi dalam kardus.
Yang jelas, dua truk yang melintas di sisi barat Istana Negara itu terlihat penuh.
Berbagai furnitur, baju, setelan jas, serta koleksi buku pribadi Yudhoyono dan Ani sudah diangkut dari Istana Negara, Istana Merdeka, dan dari kantor Presiden.
”Jika itu milik pribadi nanti tidak akan berada di istana. Yang ada di istana hanya barang inventaris istana,” ujar Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, dikutip Media Indonesia, Senin (21/04/2014).
Jangan abaikan tugas
Di sisi lain, dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (17/04/2014), Presiden Yudhoyono meminta para menterinya untuk bisa menyelesaikan tugas dengan baik, terutama fokus pada pembangunan di sektor ekonomi.
”Kita ingin melihat apa saja yang menjadi prioritas enam bulan mendatang untuk melengkapi atau menuntaskan program lima tahunan dan tahunan, baik rencana kerja pemerintah maupun APBN,” kata Yudhoyono.
Ajakan Presiden Yudhoyono terhadap para pembantunya untuk fokus menjalani tugas dalam sisa masa jabatan, menurut Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha, karena Presiden melihat kecenderungan para menteri lebih sibuk mengurusi partai politik.
”Para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yang berasal dari partai politik, harus menempatkan tugas kenegaraan di atas kepentingan partai politik. Untuk itu, para menteri dan jajaran pemerintahan lainnya jangan mengabaikan tugas di kabinet,” ujar Julian.
Di sisi lain, saat dihubungi secara terpisah, pakar hukum tata negara Universitas Khaerun Ternate, Margarito Kamis, tidak yakin program pemerintah akan efektif dituntaskan dalam enam bulan mendatang.
Pasalnya, kabinet yang diisi mayoritas pimpinan parpol itu lebih sibuk menyusun pemerintahan baru, dalam hal ini koalisi menuju Pilpres 2014. ”Saya berharap Presiden tidak membiarkan, tetapi harus memecut kembali kabinetnya,” ujarnya.
Pengamat sosial dan politik Universitas Sriwijaya Altri juga berharap Yudhoyono lebih mendorong para menterinya untuk bekerja menunaikan target pemerintahan.
”Kalau mengancam akan memecat menteri, itu tidak akan efektif,” jelasnya.
Pengamat politik Boni Hargens mengatakan para pejabat saat ini semakin sibuk dan fokus untuk partai mereka.
”Presiden tidak bisa memberi peringatan keras. Sebab, ia sudah mencontohkan bahwa dirinya disibukkan dengan Demokrat,” ujarnya.
Untuk itu, tambah Boni, ke depannya pemerintah perlu membuat sanksi terhadap pejabat yang lebih mementingkan partai.*