Hidayatullah.com– Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membantah dirinya sudah berkemas-kemas seolah-olah pemerintah sudah tidak lagi bekerja.
“Saya membaca pemberitaan di media massa seolah-olah tiada lagi kegiatan pemerintahan, Presiden sedang berkemas-kemas. Tidak, itu tidak benar. Kontrak kami sampai akhir nanti, sampai 20 Oktober 2014,” ujar Presiden SBY menegaskan pada bagian lain pengantarnya dalam rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Kamis (24/04/2014) pagi.
Agar rakyat Indonesia tahu bahwa pemerintah tetap bekerja, Presiden SBY meminta kepada seluruh Staf Kepresidenan untuk membuka peliputan bagi media massa, kecuali untuk sidang kabinet. Hal ini perlu untuk memberikan penjelasan yang sebenarnya kepada rakyat bahwa tidak benar Presiden sedang berkemas-kemas.
“Rakyat juga ingin tahu apa yang dilakukan Presidennya. Jadi, tidak salah kalau media ingin terbuka,” ujar SBY sebagaimana dimuat di laman presidenri.go.id.
Presiden SBY kemudian menceritakan, dua hari lalu menggelar ratas yang membahas dua agenda penting. Pertama, tentang kebijakan investasi, dimana dietapkan ada investasi terbuka dan tertutup.
“Semuanya untuk memastikan ekonomi tumbuh dan di sisi lain ada kepentingan nasional yang harus dijunjung tinggi,” SBY menjelaskan.
Pada prinsipnya, kebijakan investasi terbuka dan tertutup tersebut bisa diterima oleh pengusaha dalam dan luar negeri. Kepentingan nasional terpenuhi, begitu juga dengan kebutuhan investasi.
Rapat dua hari lalu juga membahas situasi terkini dan masa tugas yang tinggal 6 bulan lagi. Meskipun tahun 2014 adalah tahun pemilu, pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.
Dijelaskan pula oleh Presiden SBY, saat menerima tujuh Duta Besar baru negara sahabat, Selasa (22/04/2014) lalu, mereka pada umumnya mengapresiasi Pemilu 2014.
“Besar, luas, rumit, dan hanya sehari pemungutan suara. Tapi mereka mengatakan pemilu berlangsung secara damai dan tertib. Banyak negara yang dalam penyelenggaraan Pemilunya tidak setertib di Indonesia,” tutur SBY.*