Hidayatullah.com–Mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Kalimantan Timur Drs. Nursyamsa Hadis mengimbau para mahasiswa agar aktif berorganisasi. Jangan sampai, semasa kuliah mahasiswa tidak pernah berkecimpung dalam organisasi.
“Mahasiswa yang tak pernah berorganisasi selama jadi mahasiswa itu ibarat sayur yang tak bergaram. Mahasiswa yang tak pernah berorganisasi selama jadi mahasiswa itu ibarat seorang gadis yang tak pernah berjerawat. Sesekali berjerawat itu juga indah,” ujarnya kepada puluhan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah (STIEHID) Depok.
Penyataan ini disampaikan Nursyamsa saat mengisi acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) dan Pelantikan Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIEHID Periode 2014-2015 di Cilodong, Depok, Jawa Barat, Ahad (11/5/2014) pagi.
Nursyamsa mengatakan, pengalaman berorganisasi penting bagi mahasiswa. Sebab akan melatih kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan berbagai pihak.
Berdasarkan pengalamannya selama ini, Nursyamsa berprinsip, dalam berorganisasi akan tumbuh keinginan kuat seseorang untuk menjadi lebih baik dari orang lain.
“Ngapain kita berorganisasi kalau kita tidak berambisi jadi orang nomor satu? Karena memang kita diutus oleh Allah (untuk) jadi khalifah (pemimpin. Red),” ujar anggota Dewan Syuro Hidayatullah ini, sembari mengutip sebuah ayat al-Qur’an tentang tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi.
Tiga Kata Kunci
Acara sertijab tersebut dirangkai dengan Seminar Entrepreneurship bertema “Peran Mahasiswa STIE Hidayatullah Depok dalam Menggerakkan Perekonomian Hidayatullah se-Indonesia”. Menyinggung tema kewirausahaan ini, Nursyamsa sebagai pembicara tunggal berpesan, agar para mahasiswa mulai dini sudah harus mencermati peran apa yang bisa dimainkan.
Mahasiswa pun harus punya standar kompetensi dalam berwirausaha. Mahasiswa juga harus bisa bersikap dewasa dan mandiri, dengan tidak lagi meminta makan kepada orangtua.
“Salah satu ciri manusia dewasa, ketika tidak dikasih makan oleh orangtua, tapi dia bisa cari sendiri,” ujarnya mencontohkan.
Nursyamsa lantas menjelaskan, ada 3 kata kunci kompetensi yang harus dimiliki para mahasiswa khususnya calon ekonom. Yaitu knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan), dan attitude (perilaku).
Maksud kata kunci knowledge, jelasnya, mahasiswa harus menguasai teori-teori perkuliahan secara penuh. Misalnya teori akuntansi bagi calon akuntan, atau teori manajemen bagi calon manajer. Sehingga, ketika mahasiswa telah selesai kuliah, paling tidak tergambar akumulasi pengetahuan semasa kuliahnya. Pengetahuan ini, jelasnya, kemudian disistematiskan, diorganisasikan, dan dijalankan tanpa ragu.
Kata kunci kedua, skill, artinya mahasiswa memiliki keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuannya, baik terkait teknik, metode, dan prinsipnya. Skill ini, jelasnya, diperoleh dari pelatihan, observasi, dan praktik di lapangan.
Dengan demikian, tambah Nursyamsa, para mahasiswa ekonomi akan memegang filosofi dan prinsip pedagang. Yaitu, semakin susah memperoleh uang, semakin susah mengeluarkannya.
“Kalau anda mendapatkan uang dengan mudah, maka anda mengeluarkannya dengan boros,” ujarnya, seraya menegaskan, ini bukan sikap kikir jika dibarengi dengan zakat dan infaq.
Adapun penjelasan kata kunci ketiga, attitude, yaitu mahasiswa harus memilki perilaku atau akhlak yang terpuji. Akhlak ini diperoleh dari banyak belajar dan berproses pendewasaan diri.
“Dengan akhlak hidup kalian menjadi indah,” tandasnya, seraya menegaskan, bahwa kompetensi tersebut tidak bisa ditawar-tawar.
Pada pelantikan tersebut, Presiden BEM STIEHID periode 2013-2014 Sodiqin digantikan pelanjutnya, Amiin Fawa’id. Acara yang berlangsung di aula perguruan tinggi tersebut dihadiri Ketua Harian Abdul Muhaimin dan staf pengurus Suheri Abdullah.
“Selamat buat pengurus (BEM) baru. Mudahan tradisi intelektual pengurus yang lama diteruskan,” ujar Nursyamsa.*