Hidayatullah.com–Pembinaan terhadap komunitas punk jalanan mulai digalakkan oleh LAZIS Muhammadiyah (LazisMU) Pekanbaru.
Untuk mewujudkan keinginan ini, LazisMU mengadakan acara “Silaturrahim Generasi Muda Islam” bersama puluhan anggota komunitas punk di Masjid Darul Amal Arengka.
“Kita berharap kita bisa bersaudara dan membina mereka, mengembangkan potensi yang Allah anugerahkan kepada mereka,” ujar ketua LazisMU Yudi Irwan kepada hidayatullah.com Sabtu lalu (16/08/2014) kemarin.
Willy, salah seorang koordinator komunitas yang sering berada di perempatan lampu merah Mall SKA ini mengaku terharu dan bahagia atas acara ini.
“Kami merasa terharu dan sangat bahagia ada yang masih peduli dengan kami. Kami juga manusia, punya hati, dan yang pastinya kami tentu ingin ada perubahan pada diri kami sendiri kepada arah yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Pria yang mahir disain grafis ini menceritakan, selama ini banyak ormas dan LSM yang mendekati mereka namun hanya untuk kepentingan sesaat, kemudian ditinggal pergi.
“Yang lain yang mendekati kami hanya untuk kepentingan mereka, setelah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan lalu mereka pergi, kami ditinggalkan. Semoga LazisMU tidak seperti ormas atau LSM sosial yang sebelumnya pernah menjanjikan sesuatu yang mensejahterakan kawan-kawan yang dijalan,” lanjutnya.
Ia juga berharap agar LazisMU mau membina dan bersahabat dengan mereka.
“Besar harapan kami semoga LazisMU mau menerima kami sebagai saudara juga sahabat yang mau berbagi ilmu dengan kami. Kami juga tidak mau ada yang memusuhi kami,” ujar pria asal Bukittinggi ini.
Salah seorang pengurus LazisMU, Zamri, kepada hidayatullah.com menceritakan bagaimana awalnya komunitas punk ini bisa didekati.
“Mendekati mereka itu nggak susah kok. Nggak perlu ilmu-ilmu yang panjang. Datang kesana, berbagi. Berbagi kue, berbagi rezeki,” ujarnya.
Zamri merasa terpanggil untuk mendekati mereka saat Ramadhan yang lalu, ketika motornya mogok di lampu merah tempat komunitas punk ini sering nongkrong.
“Bulan puasa yang lalu motorku mogok. Sampai berbuka puasa. Pas aku bawa kurma satu bungkus. Kenalanlah aku sama mereka sambil menawarkan kurma. Dari situ awalnya. Dari kurma inilah komunikasi itu berlanjut,” ujarnya.
“Besoknya saya datang lagi, datang lagi. Hati aku kok pengen sama orang ini aja. Sampai aku bagi kurma, bagi buku-buku agama. Kurma tadi melembutkan jiwa,” lanjut pria yang mahir bekam ini.
Dalam acara ini juga diberikan pembekalan dan tausiyah tentang pentingnya masa muda. LazisMU juga telah memprogramkan pembinaan berkelanjutan terhadap komunitas ini. Bersama dengan lembaga Tafaqquh Study Club dan Rumah Dakwah Riau, kedepannya akan diadakan “Punksantren,” pesantren khusus untuk komunitas punk dan pemberian modal usaha untuk yang memiliki keahlian tertentu.*/Muhammad Hidayat, koresponden hidayatullah.com Pekanbaru (Riau)