Hidayatullah.com–Sedianya, aksi ribuan warga Jakarta menolak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi Gubernur DKI berjalan damai dan tertib. Namun aksi di depan gedung DPRD Jakarta, Rabu (24/09/2014) pagi-siang itu sempat terganggu diduga karena adanya penghinaan terhadap ormas Front Pembela Islam (FPI).
Kekacauan sempat terjadi saat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau Haji Lulung sedang berorasi. Belum sampai lima menit Haji Lulung berorasi di atas mobil komando, tiba-tiba terjadi keributan di samping massa.
Tepatnya pada pukul 13.33 Wib dalam catatan hidayatullah.com, seorang pengendara sepeda motor menerobos barisan massa, tepatnya di belakang mobil komando. Mungkin karena pemotor tersebut tampak memaksa menerobos barisan, tiba-tiba sejumlah orang peserta aksi mengerumuni pemotor.
Kontan perhatian sejumlah massa dan para awak media sempat teralihkan pada kericuhan yang terjadi. Rupanya, berdasarkan info yang dihimpun hidayatullah.com, pengendara tersebut menghina FPI saat menerobos lokasi demo.
“FPI anarkis,” ujar pemotor tersebut seperti ditirukan seorang anggota laskar FPI kepada media ini.
Menurutnya, pemotor itu seorang wanita. Entah kenapa orang itu tahu-tahu menyebut FPI anarkis. Yang jelas, dalam pantauan media ini, saat menerobos massa, pemotor itu menggeber gas motornya kencang-kencang, menyebabkan aksi di bawah panasnya terik matahari itu terganggu.
Diduga pemotor tersebut adalah provokator. Dugaan tersebut mencuat di kalangan massa.
“Kayaknya (pemotor itu bertampang) China,” tambah sumber dari FPI tersebut tanpa menyebut namanya.
Melihat kejadian itu, Haji Lulung langsung menenangkan massa dan meminta mereka kembali fokus pada aksi.
“Jangan terpancing, itu provokator!” seru Haji Lulung.
Sumber lain mengatakan bahwa pemotor itu adalah seorang pria.
Pastinya, pemotor itu mengenakan helm SNI full face, jaket kulit berwarna hitam, celana hitam, dan bersepatu. Ia mengendarai sepeda motor Ninja RR warna hijau.
Saat pemotor itu dikerumuni massa, seorang anggota FPI pun segera mengambil alih kemudi motor. Lalu membonceng pemotor ‘penghina FPI’ itu menjauhi gedung DPRD menuju arah timur Jl Kebon Sirih.
Sejurus kemudian, setelah menepi dan berhenti, ia melepaskan pemotor itu lalu menyuruhnya segera pergi. Anggota FPI berseragam putih-putih dan sorban hijau itu pun kembali ke lokasi demo.
“Sudah! Sudah! Nggak terjadi apa-apa,” serunya saat hendak dimintai komentar oleh media ini.
Umpatan “FPI anarkis” oleh pemotor nekat itu tampaknya memancing sejumlah massa aksi untuk bertindak anarkis terhadapnya.
“Anak-anak sempat mukul (pemotor itu),” aku seorang anggota FPI lainnya.
Seorang orator lain yang menenangkan massa mengatakan, ulah pemotor itu dikhawatirkan menjadi pengalih isu penolakan Ahok yang diusung warga Jakarta. Ia pun mengkhawatirkan media-media massa akan mempelintir berita aksi damai itu menjadi negatif.
Pengamatan hidayatullah.com, aksi di bawah kencangnya tiupan angin itu berakhir dengan damai dan tertib sekitar pukul 13.49 Wib. Sepanjang aksi, massa selalu memberikan ruang jalan bagi pengendara sepeda motor maupun mobil untuk melintas di samping mereka dengan sopan.
Dugaan lain muncul, pemotor itu berulah karena kesal akibat kemacetan lalu lintas di Jl Kebon Sirih. Aksi ini mendapat kawalan pihak kepolisian. Massa juga sempat membunyikan petasan di sela-sela aksi.*