Hidayatullah.com–Peranan media juga dibutuhkan oleh Aktifis Dakwah Kampus (ADK). Hal itu disadari pada Sarasehan ADK Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) di Aula Maftuchah Yusuf, Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Acara yang diselenggarakan belum lama ini, menyadarkan puluhan ADK yang berasal dari wilayah Jakarta, Depok, Bekasi (Jadebek), Priangan Barat (Pribar) dan Banten, terhadap pentingnya media.
“Kita sedang membuat konsep Sosial Media Development Project (SMDP). Siapa lagi yang mengkounter isu-isu mengenai Islam selain umat Islam sendiri? Apalagi wilayah kita berdekatan dengan pusat isu dan kebijakan pemerintah,”Ketua LDK wilayah Jadebek, Ahmad Hidayat, mengatakannya dihadapan puluhan ADK gabungan ketiga wilayah tersebut.
Kesadaran penggunaan teknologi sebagai sarana dakwah, diharapkan tertular pada ribuan LDK lainnya. Untuk menunjang SMDP, masing-masing LDK perlu memiliki website tersendiri. Berbagai berita yang dihasilkan oleh masing-masing LDK akan ditampilkan melalui Twitterstorm.
Selain itu, pemakaian gadget berbasis sistem Android memungkinkan menggabungkan seluruh berita dari web yang dimiliki masing-masing LDK.
“Di Android, ada Babe (Baca Berita Indonesia). Nanti, misalnya di LDK Salam UI, berita yang lagi rame tentang isu liberalisme atau di kampus lainnya lagi ramai isu Syiah. Kita bisa terus update melalui Babe,”ulas Ahmad tentang aplikasi berita untuk Android dari berbagai situs atau portal berita yang diperbarui setiap detik.
Tidak hanya penyebarluasan isu, anggota LDK seluruh Indonesia juga bisa mengetahui Malam Bina Iman dan Takwa (Mabit) yang diadakan masing-masing LDK. Berbagai pelatihan (dauroh) tingkat nasional juga akan terkomunikasikan. Hal itu seperti FSLDK tingkat nasional di Pontianak, Kalimantan Barat, Februari tahun 2015.
Untuk menunjang program tersebut, pekan ini mereka akan mengadakan pelatihan jurnalistik. Seorang aktivis dakwah kampus, ulas Ahmad, selain menjadi penikmat media, seharusnya bisa menyediakan dan menggelontorkan isu-isu penyadaran bagi umat untuk bergerak.
Kebutuhan apa yang diperlukan dari masing-masing LDK dapat lebih dikomunikasikan dengan keaktifan bersosial media.
“Aksi-aksi kita bisa menjadi viral di dunia maya. Intinya, semakin banyak agenda yang bisa kita lakukan, semakin menambah semangat. Tidak hanya berdampak pada aksi-aksi dilapangan tapi juga kabar anggota LDK di daerah terpencil. Misalnya saja seperti Ujung Kulon, Banten, yang membutuhkan pelatihan orator”ulas mahasiswa Sastra Inggris, UNJ itu.*