Hidayatullah.com–Meski saat ini banyak lembaga sosial kemanusian yang berkembang baik yang dilakukan oleh perusahaan melalui program corporate social responsibility (CSR), atau LSM kemanusiaan lainnya hingga pemerintah lewat bantuan sosial (bansos),namun keberadaan lembaga zakat tetap yang terdepan dalam merespon permasalahan sosial kemasyarakatan.
Demikian diungkapakan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Selasa (05/05/2015) malam saat memberikan sambutannya dalam acara Gathering Zakat di Aula Barat Gedung Sate Bandung yang digelar Baznas Jabar.
Ia menambahkan zakat sebagai sistem ekonomi Islam memiliki keunggulan dibanding instrumen fiskal atau financial konvensional yang ada.
“Zakat yang dihimpun dan disalurkan oleh para amilin ini jelas sangat efektif mengentaskan kemiskinan dan persoalan sosial lainnya. Hal ini karena penyalurannya benar-benar ditujukan kepada fakir dan miskin sehingga tepat sasaran,”ujarnya.
Aher, demikian ia akrab dipanggil ini juga menyebutkan tidak ada satu pun instrumen fiskal konvensional yang memiliki karasteristik seperti zakat. Selain dari sisi penyaluran dan pehimpunannya, zakat juga sebagai solusi terbaik dalam membangun dan membangkitkan ekonomi masyarakat karena sebagai produk dari langit (langsung dari Allah, red). Dengan demikian, sambungnya, selain halal, zakat juga legal secara hukum pemerintahan.
“Kita akui pemerintah juga mempunyai dana-dana untuk masalah sosial,mungkin secara agama halal namun jika tidak ada landasan hukumnya (legal) maka tidak bisa disalurkan. Inilah sedikit yang membedakan meski memiliki tujuan yang sama,” jelasnya.
Sementara menanggapi hasil riset bahwa potensi zakat di Jabar bisa mencapai Rp 17,67 triliun pertahunnya, Aher sangat percaya mengingat penduduk Jabar adalah yang terbesar diantara propinsi lainnya.
Potensi tersebut harusnya menjadi spirit umat Islam khususnya para amilin dalam mensosialisasikan zakat dan membangun kesadaran umat dalam menunaikan zakatnya. Namun demikian dalam penghimpunananya melalui Baznas Jabar baru mampu mencapai sekira Rp. 314 milyar untuk 2014 lalu.*